Ketika emas berjalan di jalur menanjak



JAKARTA. Pamor emas kembali menggeliat. Di tahun ini, harga logam mulia ini telah menanjak 19,56% dibandingkan posisinya di akhir tahun 2015 lalu. Mengutip Bloomberg, Senin (7/3) pukul 17.05 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange berada di US$ 1.268,3 per ons troi.

Angka ini tercatat lebih tinggi 2,7% ketimbang pekan sebelumnya. Bahkan akhir pekan lalu, harga si kuning berada di level tertinggi sejak Februari 2015, yakni US$ 1.270,7 per ons troi.

Analis PT Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, harga emas sudah masuk tren bullish, kali pertama sejak tahun 2013. Salah satu penyebabnya, kebijakan Pemerintah China yang ingin kembali melakukan pelonggaran kebijakan, demi menggenjot perekonomian.


Alhasil nilai utang Negeri Panda ini diprediksi naik menjadi 258% dari produk domestik bruto (PDB). Deddy menambahkan, kenaikan emas juga berasal dari dorongan sentimen positif Amerika Serikat (AS).

Setelah data-data ekonomi AS dirilis pekan lalu, kembali muncul spekulasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat. Tak ayal pamor emas sebagai aset no- bunga kembali terangkat.

Sentimen positif lain adalah pertemuan Europe Central Bank (ECB) pada pekan ini. Bank sentral Eropa ini berencana memangkas suku bunga hingga ke teritori negatif. "Sentimen tersebut akan kembali memberi ruang bagi emas untuk menguat," ujar Deddy, Senin (7/3).

Terlebih Bank of Japan (BoJ) sudah melakukan pemangkasan suku bunga lebih dahulu. Deddy memprediksi, tren bullish emas berlanjut selama harga bergerak di atas US$ 1.200 - US$ 1.250 per ons troi.

"Bila kepemilikan emas di exchange traded products (ETP) meningkat, bukan tidak mungkin harga emas akan terus melaju," ujarnya.

Pada awal Maret, kepemilikan emas di ETP naik 10,8 metrik ton menjadi 1.712,8 metrik ton Penguatan terbatas Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menyatakan, meski sedang dalam tren bullish, penguatan harga emas mulai terbatas.

"Bursa saham mulai stabil, sehingga menurunkan efek emas sebagai safe haven," ujarnya.

Pernyataan Perdana Menteri China Li Keqiang membawa angin segar bagi bursa saham. Tiongkok berencana penurunan pajak perusahaan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi di posisi 6,5%-7%.

Putu juga menganggap, rencana ECB memberi stimulus untuk mengangkat inflasi menguntungkan emas. Mengingat, si kuning bisa dipakai sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi. Putu menduga, level tertinggi emas tahun ini di sekitar US$ 1.320 per ons troi.

Sementara, Deddy meramal, emas bisa menyentuh US$ 1.391 per ons troi. Secara teknikal, Putu melihat, harga emas bergerak di atas MA 50, MA100, dan MA100. Indikator MACD berada di area positif tetapi mulai mendatar di level 28.

Relative strength index (RSI) overbought di level 74. Sementara stochastic menuju area overbought di level 77.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie