Ketika musim bunga simpanan mulai mekar



Jakarta. Para bankir boleh saja menepuk dada dengan membanggakan kinerja kuartal I tahun 2013. Rilis kinerja tiga bulan pertama tahun ini yang dipublikasikan oleh mayoritas bank pada dua pekan terakhir ini, memuat perolehan pertumbuhan laba di atas double digit dibandingkan periode sama tahun lalu.Becermin pada pencapaian tersebut, para bankir pun optimistis bisa meraih kinerja memuaskan dan sesuai target hingga akhir tahun 2013 nanti. Meski begitu, sejatinya terselip pandangan pesimistis para bankir dalam memandang perolehan dana pihak ketiga (DPK) selama sembilan bulan ke depan.Berdasarkan hasil survei triwulanan Bank Indonesia (BI) terhadap 42 bank umum yang menguasai sekitar 80% total nilai kredit, para bankir melihat pengumpulan DPK kuartal II- 2013 tak sebagus kuartal I tahun ini. Bahkan, kondisi itu akan berlanjut hingga akhir 2013.Skor optimisme para bankir yang direpresentasikan dalam bentuk saldo bersih tertimbang (SBT) menurun dari 98,7% pada tahun 2012 menjadi 80,9% di tahun ini. Perkiraan penurunan penghimpunan DPK terutama terjadi pada kelompok bank kecil, baik dalam bentuk tabungan, giro dan deposito. Demi mendongkrak perolehan DPK, kelompok bank kecil dan menengah akan memberikan bunga simpanan yang kompetitif sehingga dapat menarik calon deposan.Sementara beberapa bank besar masih dapat menjaga pertumbuhan DPK-nya tahun ini. Perolehan DPK Bank Mandiri, ambil contoh, pada kuartal I-2013 meningkat 15,7% dibandingkan perolehan periode sama 2012 menjadi Rp 467,01 triliun. Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2012, pertumbuhan DPK bank plat merah ini sebesar 13,1%.Pertumbuhan DPK lebih tinggi pada tiga bulan pertama tahun ini dibukukan oleh Bank Negara Indonesia (BNI) yakni sebesar 21,3% menjadi Rp 242,93 triliun. Pertumbuhan ini masih lebih tinggi dari periode yang sama 2012 (17,1%).Yang menarik, nasib berbeda menimpa Bank Central Asia (BCA). Bank beraset terbesar ketiga di Indonesia ini hanya mampu mencatatkan pertumbuhan DPK 9,8% menjadi Rp 367,9 triliun per akhir kuartal I 2013. Padahal, pertumbuhan DPK BCA pada kuartal I 2012 mencapai 21,5%.Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, mengaku peningkatan DPK kuartal I tahun ini tidak seagresif kuartal I 2012. “Tahun ini memang kami agakkonservatif memasang target, pertumbuhan DPK sekitar 15% hingga 18% sudah cukup bagus,” katanya.Pasalnya, menurut dia, BCA hendak menyeimbangkan posisi DPK agar rasio kredit terhadap simpanan (LDR) dapat terjaga. Memang, LDR bank ini pada kuartal I-2013 mencapai 71,1% atau naik dari akhir tahun lalu yang mencapai 68,6%.Memburu dana murahJika melongok lebih ke dalam, komposisi dana murah atau current and savings account (CASA) berbentuk tabungan dan giro di BCA masih mendominasi dibandingkan dana mahal berupa deposito. Yaitu sebanyak 80% dari total DPK di bank tersebut.Menurut Jahja, sebenarnya BCA tidak mau terlalu agresif mengumpulkan dana deposan karena bakal berakibat pada kenaikan biaya dana dan biaya bunga. “Hal tersebut tidak akan bagus bagi BCA,” imbuhnya.Namun, penurunan deposito yang mencapai 10,7% menjadi Rp 69,4 triliun pada kuartal I-2013 ternyata cukup mengusik manajemen BCA. Alhasil, bank ini berencana menaikkan bunga deposito dalam waktu dekat. Rata-rata bunga deposito BCA saat ini berkisar 3,5%-5% tergantung dari besaran nominal dan jangka waktunya.Jahja menilai, menaikkan bunga deposito menjadi salah satu langkah terbaik untuk menjaga hubungan dengan para nasabahnya. Langkah lain yang akan dilakukan untuk menggenjot DPK adalah penambahan jaringan cabang dan memperbanyak Electronic Data Capture serta mesin ATM.Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama Bank Mandiri, menilai persaingan menghimpun DPK memang bakal semakin ketat, terutama pada kelompok bank kecil. Sedangkan Bank Mandiri sudah cukup puas dengan posisi DPK saat ini.Dari total DPK Rp 467,01 triliun, porsi tabungan sebesar Rp 195,66 triliun dan giro Rp 94,52 triliun. Sisanya berupa deposito. “Dana murah kami tumbuh 18,7%,” imbuh Budi. Sementara deposito mencatat kenaikan sebesar 11,09%.Fokus bank besar memperbesar dana murah juga dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI). Per akhir kuartal I-2013, DPK bank plat merah ini mencapai Rp 403,1 triliun atau tumbuh 19,61%. Dari jumlah tersebut, porsi nilai tabungan mencapai Rp 173 triliun dan giro Rp 58 triliun. Sedangkan jumlah deposito Rp 173 triliun. “Biaya dana atau cost of fund BRI juga turun menjadi 3,54% sehingga beban bunga tidak tinggi,” kata Direktur Keuangan BRI, Achmad Baequni.BRI menargetkan pertumbuhan DPK tahun ini sekitar 18% melalui peningkatan dana murah. Sementara untuk dana mahal, BRI tidak terlalu agresif karena sudah memiliki secondary reserve jika ada keperluan likuiditas. “Kami belum ada rencana menaikkan suku bunga dana,” kata Baequni.Untuk menjaga deposan, BRI lebih suka memberikan layanan terbaik lewat e-banking, mobile banking, dan fasilitas lainnya. Selain itu, produk-produk lain juga bisa ditawarkan sehingga deposan dapat lebih terikat.Berbeda dengan bank besar yang terkesan hati-hati menaikkan bunga simpanan dan fokus menggenjot dana murah, kelompok bank menengah-kecil rajin mengerek bunga simpanan untuk memperbesar jumlah deposito. Hariyono Tjahjarijadi, Direktur Utama Bank Mayapada mengakui, memperbanyak penawaran deposito dengan bunga lebih tinggi kepada nasabah. “Agar survive, biasanya kami bernegosiasi soal bunga kepada nasabah,” katanya.Lihat saja, kontribusi terbesar DPK Bank Mayapada bersumber dari deposito yang mencapai 81,40% atau senilai Rp 13,04 triliun. Sementara porsi giro dan tabungan masing-masing 10,58% dan 8,02%. Biaya dana Bank Mayapada meningkat 6%.Hariyono melihat kondisi ekonomi global dapat mempengaruhi pertumbuhan DPK bank Mayapada. Maklum, bursa saham global masih lesu sementara kurs rupiah belum stabil. Meski begitu, dia yakin DPK tahun ini dapat tumbuh 30%.Kondisi serupa dialami Bank Saudara. Komposisi DPK masih didominasi oleh deposito sebesar 85%. Demi mengejar target perolehan DPK Rp 6,3 triliun hingga akhir tahun nanti, bank ini memiliki strategi khusus. “Bank Saudara lebih memilih fokus pada produk unggulan yang sudah lama dikenal,” kata Denny N. Mahmuradi, Direktur Bisnis Bank Saudara.Produk simpanan yang menjadi unggulan Bank Saudara adalah Deposito Kilau Bintang. Produk deposito ini berbalut aneka hadiah untuk mengimingimingi para nasabah.Sebenarnya, Bank Saudara juga ingin memperbesar porsi tabungan. Masalahnya, meningkatkan jumlah tabungan menuntut investasi yang besar. “Saat ini semua tabungan pasti menyediakan fitur internet banking,” tukas Denny.Jadi, para bankir memang perlu memeras keringat untuk menambah isi brankasnya.***Sumber : KONTAN MINGGUAN 32 - XVII, 2013 Keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Imanuel Alexander