Ketimbang beli mobil, warga China pilih saham



BEIJING. Bagi warga China, menaruh duit di pasar saham lebih menarik ketimbang diskon mobil. Ini memicu indeks bursa Shanghai dan Hong Kong terus mendaki. Sebaliknya, pasar otomotif kian menurun.

Tom Zhang, salah satu penduduk Beijing mengatakan, dia menimbang akan membeli Buick atau Volkwagen Passat. Tapi akhirnya dia malah menaruh duit 300.000 yuan atau setara Rp 644 juta di pasar saham. Dalam setahun, investasi itu melonjak menjadi 800.000 yuan. "Saya bisa membeli mobil nanti," kata Zhang kepada Bloomberg.

Tidak percaya dengan kesaktian pasar saham China? Tengok saja indeks acuan Hang Seng yang naik 24,66% sejak akhir tahun dan naik 34,63% dalam setahun terakhir. Lonjakan indeks acuan Shanghai bahkan lebih tinggi. Indeks acuan pasar saham Shanghai naik 70,61% sejak akhir tahun dan melonjak 187,27% dalam setahun terakhir.


Peningkatan pasar saham ini turut mendorong banyaknya perusahaan menjual saham perdana. Regulator pasar modal China mencatat, ada 166 perusahaan mendapat lampu hijau untuk melantai di bursa tahun ini. Total nilai penjualan saham ini mencapai 14,1 miliar yuan. Ini melebihi total dana IPO sepanjang 2014 sebesar 69,1 miliar yuan. Padahal, ekonomi China diramal melambat.

Pembukaan rekening di bursa saham sejak awal tahun hingga 22 Mei 2015 lebih tinggi ketimbang total pembukaan rekening empat tahun. Bahkan, asosiasi otomotif mengakui membeludaknya minat investasi saham ini.

Cui Dongshu, Sekretaris Jenderal China's Passenger Car Association mengatakan, pasar saham ini seperi pompa yang menyedot seluruh uang. "Orang-orang tidak membeli mobil meski ada insentif besar. Mereka ingin menaruh duit di pasar saham," kata Cui.

Sebenarnya, diskon otomotif cukup membantu penjualan. Kalau pabrikan seperti General Motors Co hingga Volkswagen AG tidak memangkas harga, penjualan akan jauh lebih merosot. Pabrikan asing ini juga menawarkan insentif seperti asuransi gratis, tanpa uang muka, pembiayaan tanpa bunga dan tukar tambah yang menguntungkan bagi konsumen.

GM melaporkan penurunan penjualan 4% pada bulan Mei. Ini setelah diskon pada 40 model termasuk Buick, Chevrolet dan Cadillac. China merupakan pasar terbesar  GM. Penjualan GM di Amerika Serikat malah naik 3% karena murahnya BBM dan perbaikan pasar tenaga kerja.

Cui bilang, industri otomotif belum akan pulih hingga pasar saham menjadi lebih masuk akal. Dia meramal, para konsumen akan lebih memilih mobil mewah. "Mungkin Audi A4 atau BMW X3," imbuh Cui.

Editor: Hendra Gunawan