JAKARTA. Pembangunan ekonomi di Indonesia belum merata. Menurut kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), ketimpangan pembangunan antar daerah di Indonesia dalam kurun waktu 2010-2014 semakin besar. Evaluasi Bappenas dengan menggunakan koefisien variasi atau Indeks Williamson menunjukkan, indeks ketimpangan pendapatan domestik bruto daerah (PDRB) per kapita dan rasio realisasi pendapatan asli daerah mencapai 0,7. Dari evaluasi yang dilakukan terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode tahun 2010-2014 itu menunjukkan, tingkat kesenjangan pembangunan antar daerah sangat besar. Indeks 0 berarti tidak ada kesenjangan, sedangkan mendekati 1 berarti ketimpangan semakin tinggi. Bappenas menilai ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia mengkhawatirkan.
Ketimpangan antardaerah makin besar
JAKARTA. Pembangunan ekonomi di Indonesia belum merata. Menurut kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), ketimpangan pembangunan antar daerah di Indonesia dalam kurun waktu 2010-2014 semakin besar. Evaluasi Bappenas dengan menggunakan koefisien variasi atau Indeks Williamson menunjukkan, indeks ketimpangan pendapatan domestik bruto daerah (PDRB) per kapita dan rasio realisasi pendapatan asli daerah mencapai 0,7. Dari evaluasi yang dilakukan terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode tahun 2010-2014 itu menunjukkan, tingkat kesenjangan pembangunan antar daerah sangat besar. Indeks 0 berarti tidak ada kesenjangan, sedangkan mendekati 1 berarti ketimpangan semakin tinggi. Bappenas menilai ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia mengkhawatirkan.