JAKARTA. Ketua DPR Setya Novanto mengaku ada penawaran saham oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Penawaran saham itu terjadi saat dia bersama pengusaha minyak Riza Chalid menemui Maroef di sebuah hotel di kawasan Pacific Place, Jakarta, 8 Juni 2015. Tawaran saham ditujukan oleh Maroef kepada Riza.
"Kenapa Pak Riza enggak ambil saham ini?" kata Novanto, menirukan ucapan Maroef ke Riza, Rabu (17/11/2015). "Beli saham atau ambil saham saya lupa juga. Tapi nanti ditanyakan ke Pak Riza langsung lah itu," tambah Novanto. Novanto mengatakan, Riza curiga dengan sosok Maroef yang getol meminta pertolongan untuk memperpanjang kontrak Freeport hingga 2041 itu. Kecurigaan Riza itu terbukti setelah penawaran saham dilakukan. Menurut Politisi Partai Golkar ini, Riza pun menolak tawaran saham itu dengan alasan tidak mempunyai cukup uang untuk membeli saham Freeport. "Saya lihat dia (Riza) dengan gayanya, dia bilang, 'Enggak ada saya duit segitu. Saya enggak mau'," kata Novanto. Oleh karena itu, Novanto melihat ada usaha memutarbalikkan fakta jika dia dan Riza yang disebut meminta saham dalam pertemuan itu. Apalagi dengan mengatasnamakan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Novanto mempertanyakan bagaimana pertemuan tersebut bisa direkam. Dia juga menilai, transkrip yang beredar mengenai pembicaraan dari pertemuan itu tidak utuh. "Saya merasa ini kayak blackmail juga begitu, diedar-edarkan. Saya begini juga Ketua DPR, kok sampai tega mem-blackmail begitu. Saya enggak ngerti juga apa motif dan tujuannya," ujar dia. Rekaman pertemuan itu kini dijadikan bukti oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said untuk melaporkan Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan. Dalam laporannya ke MKD, Senin (16/11/2015) lalu, Sudirman menyebut Setya Novanto bersama pengusaha minyak Reza Chalid menemui Maroef sebanyak tiga kali. Pada pertemuan ketiga tanggal 8 Juni 2015, Novanto meminta saham sebesar 11% untuk Presiden dan 9% untuk Wapres demi memuluskan renegosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport.
Novanto juga meminta agar diberi saham suatu proyek listrik yang akan dibangun di Timika, dan meminta PT Freeport menjadi investor sekaligus
off taker (pembeli) tenaga listrik yang dihasilkan dalam proyek tersebut. Sudirman mengaku mendapat informasi ini dari Maroef. (Ihsanuddin) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto