Ketua DPR AS nilai Trump layak dimakzulkan karena menghalangi penegakan hukum



KONTAN.CO.ID -  WASHINGTON. Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengatakan dalam konferensi pers pada hari Kamis bahwa dia yakin Presiden AS Donald Trump hampir memakzulkan diri sendiri dan menuding bahwa setiap hari Trump menunjukkan sikap melanggar hukum dan tidak menghargai peran sah Kongres untuk memenuhi panggilan pengadilan.

Mengutip CNN, Kamis (9/5), komentar politisi Partai Demokrat tersebut mencuat di tengah eskalasi permusuhan antara Demokrat dan Trump sehari setelah Komite Kehakiman DPR memilih menahan Jaksa Agung William Barr karena penghinaan terhadap Kongres.

Dalam beberapa pekan terakhir, Pelosi berargumen bahwa Trump secara efektif membangun sebuah kasus sendiri atas impeachment dengan menghalangi pekerjaan Kongres dan sekarang telah mulai menggunakan istilah "self-impeach" untuk menggambarkan hal itu.


Dalam sebuah wawancara Washington Post Live awal minggu ini, Pelosi mengatakan bahwa Trump menjadi tidak bisa ditipu oleh diri sendiri dalam hal beberapa hal yang dia lakukan.

Ketua DPR juga mengatakan pada hari Kamis bahwa dia setuju dengan penilaian Ketua Dewan Peradilan Jerry Nadler bahwa AS sekarang berada dalam krisis konstitusional.

"Ya, saya setuju dengan Ketua Nadler," kata Pelosi saat konferensi persnya. Ia menambahkan, pemerintah telah memutuskan bahwa mereka tidak akan menghormati sumpah jabatan mereka.

Pelosi dan para pemimpin kongres Demokrat lainnya sejauh ini telah mengambil pendekatan yang hati-hati terhadap potensi impeachment dan telah meremehkan peluang bahwa hal itu akan benar-benar terjadi, tetapi Pelosi tampaknya semakin frustrasi dengan apa yang dia dan Demokrat lainnya gambarkan sebagai penghalang administrasi.

Trump dan sekutunya berpendapat bahwa Demokrat menargetkan Presiden AS tersebut untuk alasan partisan dan bukan untuk tujuan pengawasan yang sah dan Trump telah bersumpah untuk melawan semua panggilan pengadilan.

Pelosi tidak merinci pada hari Kamis ketika Dewan penuh akan memilih apakah akan menahan jaksa agung tetapi ia menyarankan bahwa mungkin ada penghinaan lain terhadap masalah Kongres yang mungkin ingin ditangani DPR pada saat yang sama.

Editor: Noverius Laoli