KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Menteri Kelauatan dan Perikanan Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Rabu (25/11) dini hari

Menteri Edhy ditangkap bersama istrinya serta beberapa orang lainnya, termasuk pegawai Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan. 

Ketua KPK Firli Bahuri dalam pesan singkatnya Kamis (25/11( engatakan, Menteri Edhy ditangkap usai pulang dari Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.

KKI 2025 Fasilitasi Business Matching UMKM Rp 224 Miliar

Baca Juga: Istana tunggu kejelasan status menteri KKP Edhy Prabowo di KPK

Dari keteranga Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Edhy dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Hawaii pada 20 November.

Dalam agendanya, Menteri KP Edhy akan mempelajari produksi benih-benih udang, khususnya udang jenis vaname yang hendak dibudidayakan di Indonesia. 

Masih berdasarkan agenda menteri dari Partai Gerindra, Edhy antara lain mengunjungi Oceanic Institute (OI) di Honolulu.

Baca Juga: Ditangkap KPK, kekayaan Menteri KKP Edhy Prabowo mencapai Rp 7,42 miliar

Oh iya, Ocean Insitute  adalah organisasi penelitian dan pengembangan nirlaba yang fokus pada produksi induk udang unggul, budidaya laut, bioteknologi, dan pengelolaan sumber daya pesisir secara berkelanjutan.

Menteri Edhy melakukan kunjungan kerka di AS selama tujuh hari, sudah termasuk waktu perjalanan. 

Adapun dalam kunjungan kerja itu, Edhy bersama dengan Dirjen Perikanan Budidaya Slamen Soebjakto, Plt Dirjen Perikanan Tangkap Muhammad Zaini Hanafi dan Direktur Pemantauan dan Operasi Armada Ditjen PSDKP Pung Nugroho Saksono.

Selain berkunjung ke OI, Menteri Edhy juga bertemy dengan ABK Indonesia yang bekerka di Honolulu.

Santerr beredar kabar bahwa penangkapan Edhy diduga terkait izin ekspor benih lobster atau benur.

Menteri Edhy kini tengah menjalani pemeriksaan di KPK.  KPK rencananya akan  segera mengumumkan status hukum Edhy dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News