Ketua MPR: Perketat kepemilikan senjata polisi



JAKARTA. Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat Sidarto Danusubroto menilai, banyaknya kasus penembakan yang dilakukan aparat kepolisian kepada masyarakat sipil adalah bukti tidak ketatnya seleksi kepemilikan senjata api. Sidarto meminta Polri melakukan tes kejiwaan secara berkala untuk mengevaluasi kepemilikan senjata api. "Harus dilakukan tes psikologi secara berkala. Yang emosinya labil, jangan diberikan senjata," ujar Sidarto di Kompleks Parlemen, Rabu (6/11/2013). Mantan ajudan Presiden pertama IR Soekarno ini menjelaskan, psikotes memang sudah dilakukan dalam rekrutmen anggota pada tahap awal. Namun, dalam perkembangannya, Sidarto menuturkan emosi anggota Polri pun berubah-ubah. "Maka dari itu, pimpinan polisi harus tahu senjata itu diberikan ke orang yang tepat dan tidak labil. Jangan sampai senjata itu jatuh ke anggota yang trigger happy, mudah menodongkan senjata," imbuh Sidarto. Sidarto yang juga politisi senior PDI Perjuangan ini mengatakan jika ada anggota polisi yang sudah melakukan kekerasan ke masyarakat sipil maka harus dipidanakan. Ke depan, Sidarto berharap Polri bisa mengevaluasi diri dengan lebih menanamkan pendidikan tentang hak azasi manusia dalam kurikulumnya. Penembakan terjadi di Blok L, Kompleks Seribu Ruko, Kompleks Galaxy, Cengkareng, Jakarta Barat pada Selasa (5/11/2013) malam. Pelaku penembakan yakni Wawan adalah anggota Brimob Kelapa Dua yang tengah dalam kondisi mabuk. Penembakan diduga terjadi lantaran Wawan merasa kesal dengan korban, Bachrudin (35) yang menolak perintah pelaku, yakni memberi hormat. Bachrudin tak bisa berkutik saat peluru bersarang di dada bagian kiri. Jenazah Bachrudin kini tengah diotopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sementara Wawan akhirnya menyerahkan diri. Aksi kekerasan yang dilakukan polisi juga sempat menimpa Robin Napitupulu (25) pada pertengahan Oktober lalu di Koja, Jakarta Utara. Saat itu, mobil yang dimiliki Robin ditembaki oleh aparat kepolisian. Robin juga dipukul oleh anggota itu hingga mengalami luka. Belakangan diketahui bahwa Robin adalah korban salah sasaran. (Sabrina Asril/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dikky Setiawan