KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim pemenangan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menganggap pengemudi ojek online bukan pekerjaan yang layak. Bahkan, Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi, Djoko Santoso, menilai ojek online sebagai bagian dari kapitalisme. "Memangnya ojol profesi yang bagus? Saya enggak memimpikan pemuda-pemuda kita (menjadi ojek online). Lebih bagus pemuda kita jadi dokter, jadi insinyur," kata Djoko saat ditemui di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat, Jumat (23/11).
Menurut Djoko, kehadiran ojek online adalah salah satu bukti pemerintah gagal mengurus negara. Menurut Djoko, pemerintah seharusnya mendorong para pemuda untuk berprestasi dan memiliki pekerjaan yang lebih baik ketimbang ojek online. "Mereka hanya bagian dari kapitalisme. Yang punya itu satu dan semaunya mereka merintah-merintah," kata Djoko. Sebelumnya, dalam orasi di acara deklarasi dukungan terhadap Prabowo-Sandi tersebut, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menyatakan hal senada terkait pekerjaan ojek online. Said mengajak agar para pengemudi ojek online yang menginginkan perubahan kesejahteraan mendukung pasangan Prabowo-Sandi. Said menilai pemerintah saat ini tidak mampu memberikan solusi bagi peningkatan kesejahteraan ojek online. "Sekolah tinggi-tinggi jadi ojol miris enggak? Kami ingin bisa bekerja dan dapat kehidupan yang layak. Gaji kalian cuma Rp 2 juta kan? Di mana pemerintah? Di mana presiden?" Kata Said saat berorasi. Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengaku prihatin dan sedih dengan jalan karir anak muda di Indonesia. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Economic Forum 2018, di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Rabu (21/11).