Ketupat menjadi andalan pendapatan (2)



Hampir semua pedagang janur di Pasar Mester, Jatinegara memiliki keterampilan membuat aneka dekorasi janur dari daun kelapa. Ada dua model dekorasi janur yang biasa dibuat para pedagang di pasar ini, yakni  kembar mayang, janur mayang sari dan janur umbul-umbul.

Masing-masing memiliki makna dan simbol tertentu. Kembar mayang adalah karangan bunga yang terdiri dari daun-daun pohon kelapa. Dekorasi ini melambangkan bahwa pengantin harus sama perasaan, hati dan kehendaknya. Tujuannya tak lain supaya tidak terjadi percekcokan selama mengarungi biduk rumah tangga.

Namun, kembar mayang ini bukanlah hiasan wajib untuk suatu pernikahan bertemakan adat. “Untuk yang kembar mayang ada yang pakai, ada yang tidak. Jadi sebulan minimum hanya satu pasang terjual,” ujar Ari, salah satu pedagang Janur.


Lain halnya dengan janur mayang sari. Permintaan janur ini lumayan tinggi di pasaran. Hiasan janur ini biasanya ditempatkan di samping kanan dan kiri kursi pelaminan. Biasanya janur mayang sari ini dibuat setinggi 180 centimeter (cm) dan terdiri dari dua pasang.

Bentuknya pun tidak ada patokan khusus: boleh sama dan boleh tidak tergantung selera si pembuat. Pada bagian ujung atas biasanya dihiasi dengan buah-buahan atau bunga hidup.

Sementara janur umbul-umbul adalah jenis hiasan yang biasanya dipasang di depan rumah, gedung, atau jalan masuk menuju tempat pernikahan. Umbul-umbul ini adalah sebuah pertanda, bahwa di dekat umbul-umbul ada acara resepsi.

Menurut Ari, pada musim haji penjualan janur sangat ramai sebab di bulan itu banyak pernikahan dilaksanakan. Namun di luar musim itu, pedagang hanya mampu menjual beberapa buah janur saja dalam sebulan.

Selain dekorasi janur, pedagang juga mahir membuat ketupat. Semua keterampilan ini mereka dapatkan dari belajar. Ari mengaku, belajar membuat dekorasi janur dari pamannya, Jaini. Pamannya ini juga berjualan janur di pasar Jatinegara.

Sementara pedagang lain, Nunung mengaku belajar sendiri dari melihat pedagang lain. Setelah mahir, dia lalu mencoba membuka usaha sendiri. Menurut Nunung, membuat dekorasi janur atau ketupat tidak sulit bila sudah menguasai tekniknya. "Seperti tukang parkir itu juga bisa karena sering membantu," kata Nunung.

Bila sudah mahir, pekerjaan ini tidak memerlukan waktu lama.  Contohnya membuat ketupat. Dalam waktu lima menit, ia bisa menghasilkan tiga buah ketupat. Menurut Nunung, ada jenis  ketupat, yakni ketupat bawang dan ketupat sate. Ketupat sate memiliki ukuran sedikit lebih kecil dari ketupat bawang.

Nunung bilang, permintaan ketupat sate ramai ketika menjelang Hari Raya Natal.Sementara ketupat bawang ramai ketika Idul Fitri atau Idul Adha.Harga jual ketupat jauh lebih murah daripada menjual janur. Untuk ketupat bawang dijual seharga Rp 4.000 per 10 ketupat. Sedangkan ketupat sate dihargai Rp 3.000 per 10 buah. Menjual ketupat merupakan pendapatan tetap bagi para pedagang di sini.                      (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri