Khawatir ada perlombaan senjata, Israel mengajak seluruh dunia untuk menekan Iran



KONTAN.CO.ID - LONDON. Israel dengan tegas mengajak seluruh dunia untuk terus menekan Iran agar tidak terus memproduksi nuklir. Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid pada hari Selasa (30/11) khawatir berkembangnya nuklir di Iran bisa memicu perlombaan senjata besar di Timur Tengah.

Pernyataan tegas Lapid keluar di tengah panasnya pembicaraan nuklir Iran yang berlangsung di Wina hari Senin (29/11). Menurutnya, Iran akan mendapatkan manfaat yang sangat besar jika menerima keringanan sanksi.

Lapid, berbicara di London bersama Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, mengatakan Iran hanya menghadiri pembicaraan karena mereka menginginkan akses ke uang.


"Inilah yang telah mereka lakukan di masa lalu. Dan inilah yang akan mereka lakukan kali ini juga. Tanda-tandanya jelas, tidak ada keraguan," ungkap Lapid pasca menandatangani Nota Kesepahaman tentang perdagangan, teknologi dan pertahanan dengan Inggris, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Inggris-Israel sepakat tidak akan membiarkan Iran memiliki senjata nuklir

Lapid mengajak seluruh dunia untuk mencegah Iran berulah, dan meyakini Iran bisa ditekan jika semuanya bersatu. Langkah-langkah seperti penerapan sanksi dan pengawasan yang lebih ketat adalah cara terpenting.

Sejalan dengan mitranya, Truss mengatakan Inggris juga benar-benar bertekad untuk mencegah Iran mengamankan senjata nuklir.

"Sejauh yang saya ketahui, pembicaraan ini adalah kesempatan terakhir bagi Iran untuk datang ke meja dan menyetujui kesepakatan nuklir Iran (JCPOA). Kami akan melihat semua opsi jika itu tidak terjadi," kata Truss.

Pada hari Senin, peringatan mengenai ancaman nuklir Iran juga disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. Ia memperingatkan dunia untuk berhati-hati terhadap apa yang dia sebut sebagai praktik "pemerasan nuklir" oleh Iran.

Bennett mengatakan negaranya sangat prihatin jika masyarakat internasional mencabut sanksi terhadap Iran sebagai imbalan atas pembatasan yang tidak memadai terhadap program nuklirnya.