Khawatir pasokan, harga minyak dunia kembali naik​



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak dunia naik pada hari Senin (1/4) lantaran adanya kekhawatiran soal pasokan.Selain itu, adanya sinyal positif dari perbincangan dagang Amerika Serikat dan China. Kenaikan ini akan menambah keuntungan komoditas minyak pada kuartal pertama.

Kenaikan harga minyak juga terjadi karena Kesepakatan antara OPEC dan sekutu seperti Rusia. Kesepakatan ini,memangkas produksi sekitar 1,2 juta barel per hari yang secara resmi dimulai pada Januari 2019.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah brent untuk pengiriman Juni naik 64 sen, atau 1% pada $ 68,22 per barel pada 0606 GMT. Nilai ini naik 27% pada kuartal pertama.


Futures West Texas Intermediate (WTI) AS naik 43 sen atau 0,7%, menjadi $ 60,57 barel. Setelah membukukan kenaikan 32% pada periode Januari-Maret 2019.

Sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela bersama dengan pemangkasan pasokan oleh anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen utama lainnya telah membantu mendukung kenaikan harga tahun ini. Aksi ini mampu menutupi kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global dan perang dagang AS-China.

"Namun, keuntungan di masa depan akan dibatasi oleh potensi perlambatan dalam ekonomi global serta kemampuan produsen minyak AS untuk meningkatkan produksi ketika harga melonjak. Sangat sulit untuk melihat reli yang sangat besar dari sini," kata Phin Ziebell, ekonom senior di National Australia Bank di Sydney.

Jajak pendapat Reuters pada Jumat lalu menunjukkan para analis telah berubah optimis menjadi hati-hati pada harga minyak mentah tahun ini. Produksi AS juga stabil, tercermin dari laporan pemerintah AS pada Jumat lalu bahwa output domestik di produsen minyak mentah utama dunia turun lebih rendah pada bulan Januari menjadi 11,9 juta barel per hari.

Perusahaan energi AS minggu lalu mengurangi jumlah rig minyak yang beroperasi ke level terendah dalam hampir setahun ini. Perusahaan jasa energi Baker Hughes bahkan memangkas rig paling banyak hingga seperempat dalam tiga tahun belakang.

Sigal Mandelker, wakil sekretaris Treasury for Terrorism and Financial Intelligence, mengatakan AS telah memberikan tekanan kuat lebih lanjut pada Iran. "Para pejabat AS tertarik untuk memastikan bahwa Malaysia, Singapura, dan lainnya sepenuhnya menyadari pengiriman minyak Iran ilegal dan taktik yang digunakan Iran untuk menghindari sanksi," kata Mandelker.

AS juga telah menginstruksikan rumah-rumah perdagangan minyak dan penyuling untuk lebih lanjut memotong kesepakatan dengan Venezuela. Bila tidak, pemerintah akan memberikan sanksi sendiri.

"Hedge fund dan manajer uang lainnya menaikkan net crude AS long dan posisi opsi ke 243.209 dalam seminggu hingga 26 Maret," ujar Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC).

Editor: Noverius Laoli