JAKARTA. Jelang akhir tahun, porsi kepemilikan investor ritel di surat berharga negara (SBN) kembali menyusut. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 22 Desember 2016, porsi individu di SBN terkikis 7,54% menjadi Rp 57,85 triliun. Padahal per 30 November 2016, investor ritel yang menggenggam SBN mencapai Rp 62,7 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Robby Rushandie menjelaskan, turunnya kepemilikan ritel tersebut terjadi lantaran banyak yang melakukan aksi jual saat berakhirnya masa holding period Obligasi Ritel Indonesia seri 013 (ORI013) pada 15 Desember 2016. Di pasar sekunder, banyak investor ritel yang melepas ORI013 ke institusi. “Indikasinya, ada perpindahan kepemilikan dari investor ritel ke institusi,” ungkap Robby.
Khawatir rugi, investor ritel angkat kaki dari SBN
JAKARTA. Jelang akhir tahun, porsi kepemilikan investor ritel di surat berharga negara (SBN) kembali menyusut. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 22 Desember 2016, porsi individu di SBN terkikis 7,54% menjadi Rp 57,85 triliun. Padahal per 30 November 2016, investor ritel yang menggenggam SBN mencapai Rp 62,7 triliun. Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Robby Rushandie menjelaskan, turunnya kepemilikan ritel tersebut terjadi lantaran banyak yang melakukan aksi jual saat berakhirnya masa holding period Obligasi Ritel Indonesia seri 013 (ORI013) pada 15 Desember 2016. Di pasar sekunder, banyak investor ritel yang melepas ORI013 ke institusi. “Indikasinya, ada perpindahan kepemilikan dari investor ritel ke institusi,” ungkap Robby.