Khawatir varian Covid-19 anyar, harga emas menguat ke US$ 1.797,46 per ons troi



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas naik pada hari Jumat, karena kekhawatiran atas penyebaran varian virus corona (Covid-19) yang baru diidentifikasi meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe-haven. Namun, saat ini emas masih berada di jalur untuk penurunan mingguan karena meningkatnya taruhan bahwa Federal Reserve akan berubah lebih hawkish di waktu dekat.

Jumat (26/11) pukul 12.00 WIB, harga emas spot naik 0,5% ke US$ 1.797,46 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka kontrak pengiriman Desember 2021 naik 0,8% menjadi US$ 1.797,70 per ons troi.

Sentimen utama yang mengerek harga emas datang setelah varian Covid-19 baru, yang terdeteksi oleh para ilmuwan di Afrika Selatan, mungkin dapat menghindari respons kekebalan dan telah mendorong Inggris untuk segera memberlakukan pembatasan perjalanan di negara Afrika tersebut.


Turut membantu kenaikan emas, indeks dolar melemah 0,2% dari posisi puncak dalam 16-bulan yang terjadi awal pekan ini. Sejalan, imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun juga melemah.

Dolar yang lebih lemah mengurangi biaya emas bagi pembeli yang memegang mata uang lain. Sedangkan imbal hasil obligasi yang lebih rendah menurunkan biaya peluang logam yang tidak menghasilkan.

Baca Juga: Harga emas spot naik tipis ke US$ 1.792,62 per ons troi pada pagi ini (26/11)

Namun, emas masih koreksi 2,6% di pekan ini, dan menuju minggu terburuk sejak 6 Agustus. Harga emas dihantam oleh meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed dapat mengurangi pembelian aset dan menaikkan suku bunga pada kecepatan yang lebih cepat.

"Siklus kenaikan suku bunga umumnya negatif untuk emas, tetapi kita harus mengawasi varian Covid-19 baru ini, jika menyebar ke AS, itu dapat melemahkan pertumbuhan dan saya tidak dapat melihat kenaikan suku bunga The Fed di lingkungan itu," kata Stephen Innes, Managing Partner di SPI Asset Management.

Namun, kekhawatiran pertumbuhan terkait Covid-19 dan prospek kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat akan melemahkan mata uang berisiko dan pada akhirnya mendukung dolar, melukai emas, tambah Innes.

Goldman mengharapkan The Fed akan menggandakan laju pengurangan pembelian obligasi bulanan di Januari menjadi US$ 30 miliar, dan mengakhiri pembelian tersebut pada pertengahan Maret 2022.

Editor: Anna Suci Perwitasari