Khawatir volatilitas jangka pendek, penempatan dana pensiun di instrumen saham minim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Liabilitas jangka panjang merupakan salah satu karakteristik industri dana pensiun. Namun tak semua instrumen jangka panjang jadi pilihan untuk mengimbangi sifat liabilitas tersebut. Salah satunya adalah instrumen saham.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri mengakui, porsi investasi dana pensiun di keranjang tersebut masih minim. Dari total dana kelolaan, baru sekitar 12% yang ditempatkan di instrumen saham.

Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2018, total dana investasi dana pensiun sebesar Rp 254,3 triliun. Dari jumlah tersebut Rp 66,6 triliun diantaranya ditempatkan di instrumen deposito berjangka. Sementara Rp 57,9 triliun berada di surat berharga negara (SBN) dan Rp 54,3 triliun di obligasi korporasi.


Di saat yang sama penempatan dana di saham tercatat sebanyak Rp 30,2 triliun. Lalu sebesar Rp 15,7 triliun di parkir di reksa dana.

Minimnya penempatan di instrumen saham cukup disayangkan. Pasalnya instrumen tersebut mampu memberikan proyeksi imbal lebih tinggi dalam jangka panjang ketimbang instrumen lain.

Menurut Suheri hal ini disebabkan kekhawatiran pada volatilitas pasar dalam jangka pendek dari pengelola dana pensiun. Makanya, ia mengakui aspek edukasi kepada para pengelola masih perlu ditingkatkan. "Faktornya lebih ke soal kepercayaan diri untuk bermain di saham," kata dia, baru-baru ini.

Setidaknya, ia menyebut idealnya porsi investasi dana pensiun di keranjang tersebut di kisaran 35% dari total dana investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi