KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek tender pipa gas sudah mulai terlihat jelas. Beberapa waktu yang lalu, SKK Migas mendatangi beberapa produsen pipa baja untuk menerangkan perihal kebutuhan proyek tersebut. Nizar Ahmad, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT KHI Pipe Industries, mengatakan, sekitar tiga minggu yang lalu, pihak SKK Migas dan BPH Migas telah mendatangi Krakatau Steel Group untuk memberikan gambaran proyek minyak dan gas (migas). "Nilainya cukup besar, dan mereka berkomitmen untuk beri kesempatan pada pipe mill dalam negeri," kata Nizar kepada Kontan.co.id, Minggu (25/3).
Berapa nilai proyeknya, Nizar belum dapat membeberkannya saat ini. Yang jelas, KHI sebagai subsider dari Krakatau Steel Group bakal terlibat dalam proyek tersebut. Pemerintah juga memiliki keinginan untuk meningkatkan utilisasi gas, sehingga akan memberikan harapan bagi industri pipe mil. Sebelumnya Nizar sempat mengatakan, porsi volume penjualan pipa baja perseroan sebanyak 25% bakal diisi oleh jenis pipa gas jika proyek tersebut dilaksanakan tahun 2018 ini. Jumlah tersebut meningkat cukup besar lantaran di tahun-tahun sebelumnya pipa gas hanya menyumbang 5% atau bahkan tidak ada sama sekali. "Utilisasi gas artinya membuka peluang bisnis pipa gas sejak dari eksplorasi, eksploitasi, transmisi dan distribusi," tutur Nizar. Secara volume, kebutuhan pipa migas dipercaya bakal menyerap kemampuan produksi pipe mill. Lebih lanjut Nizar mengatakan, saat ini tim teknis perseroan tengah bekerja untuk mendapatkan informasi spesifikasi pipa, tonase, dan delivery time. "Selanjutnya kalau ada gap akan segera kami penuhi fasilitasnya sehingga KHI benar-benar siap untuk merealisasikan order tersebut dan tidak ada yang terbang ke pihak asing," pungkasnya. Lebih lanjut Nizar mengaku margin harga yang diperoleh dari pipa gas bakal berpotensi meningkatkan penjualan perseroan. "Sebab selain produksi pipa gas diperlukan pengerjaan pelapisan (
coating) pelapisan anti karat. Ini lebih bagus secara margin," urainya.
Hal tersebut sangat berbeda dengan penjualan tiang pancang untuk konstruksi, dimana menurut Nizar, perseroan hanya mampu meraih margin sekitar 2-3% saja. Selama ini kebutuhan pipa gas belum terlalu banyak, sehingga perseroan mempertahankan permintaan pipa pancang demi menjaga beban depresiasi produksi dapat diserap. Adapun KHI tahun ini mematok pertumbuhan volume penjualan sekitar 40%-50%. "Yang jelas kami prospek di tahun ini (penjualan perseroan) 150.000 ton, di mana tahun kemarin tidak terlalu baik hanya 106.000 ton," ujar Nizar. Perseroan tercatat memiliki kapasitas terpasang mencapai 233.000 ton per tahun dengan empat lini produksi. Untuk ukuran pipa gas terbesar yang diproduksi berdiameter sekitar 12-20 inchi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia