KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara atau lebih dikenal dengan sebutan KIBIF bersiap untuk melantai di Bursa Efek Indonesai (BEI) pada 10 Januari 2019 dengan menawarkan 376,87 juta saham baru atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Kibif mengincar dana segar mencapai Rp 128,83 miliar dengan harga penawaran Rp 340 per saham. Berdasarkan pengumuman KSEI, emiten ini akan menggunakan kode saham BEEF. Sekadar informasi, KIBIF adalah produsen daging dan olahan daging. Produksi daging KIBIF antara lain adalah sosis, bakso, smoked beef, bockwurst, burger, daging sapi kemasan 1 kg dan 500 gr serta produk terbaru minipao. Pada perhelatan initial public offering ini, UOB Kay Hian Sekuritas bertindak sebagai underwriter initial public offering (IPO). Head of Investment Banking UOB Kay Hian Sekuritas, John Octavianus mengatakan bahwa animo masyarakat untuk berinvestasi cukup baik, terutama mengingat KIBIF termasuk dalam food and bavarage dan produknya sudah dikenal masyarakat. "Kami optimistis IPO KIBIF bakal diserap masyarakat. Sampai saat ini telah mengalami oversubsribed, nanti akan dikabarkan berapa oversubcribed-nya," kata John, Jumat (4/1).
Direktur Utama KIBIF, Yustinus Sadmoko mengatakan bahwa tujuan dari IPO untuk memperkuat dan memperluas jaringan bisnis KIBIF, sehingga dapat juga memberikan imbal hasil yang memuaskan bagi investor. "Penambahan kapasitas produksi di Subang dan Salatiga serta modernisasi pabrik di Cikarang. Tapi ini akan dilakukan bertahap dalam 5 tahun ke depan," kata Yustinus, Jumat (4/1). Sebanyak 45% dari dana IPO akan dialokasikan untuk pengadaan bahan baku sapi hidup, baik lokal maupun impor. Sekitar 25% akan digunakan untuk pembelian barang dagangan berupa daging lokal maupun impor, serta produk olahan yang diproduksi. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk investasi penambahan kapasitas produksi perusahaan. Dengan penambahan kapasitas produksi tersebut, maka pabrik Subang yang dari produksi 10 ton per hari menjadi 30 dan akan dinaikan secara reguler menjadi 40 ton serta pabrik Salatiga yang produksi 10 ton perhari menjadi 30 ton. "Total kapasitas produksi keseluruhan pabrik untuk produksi lanjutan mencapai 1.500 ton per bulan, akan ditingkatkan juga menjadi 3.000 ton-4.000 ton per bulan," pungkas dia.