KIBIF (BEEF) membidik pendapatan Rp 1,4 triliun pada tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara (KIBIF) pada tahun 2017 menargetkan penjualan sebesar Rp 1,4 triliun dan laba bersih sekitar Rp 80 milliar. Meski belum closing laporan keuangan tahun 2018, manajemen memperkirakan penjualan 2018 sekitar Rp 900 miliar dan laba sekitar Rp 20 miliar-Rp 25 miliar.

Frederik Wattimena mengatakan bahwa pihaknya menargetkan tinggi kinerja tahun ini karena ada tambahan dana IPO. Dengan dana IPO, calon emiten yang akan menggunakan kode saham  BEEF ini dapat meningkatkan bisnisnya dan melakukan investasi usaha. "Optimistis bisa mencapai angka tersebut, karena akan ada penambahan kapasitas produksi tahun ini. Sehingga juga akan meningkatkan nilai penjualan," kata Frederik, Jumat (4/1).

BEEF menyediakan modal belanja atau capex sekitar Rp 100 miliar untuk menunjang bisnis tahun ini. Calon emiten yang akan melantai di bursa ini akan menggunakan 30% dari dana IPO sebagai capex. KIBIF akan menutup sisa kebutuhan dana capex dari pendanaan bank dan leasing. 


Adapun dana dari IPO mencapai Rp 128,83 miliar dari penawaran 376,87 juta saham baru atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun dana tersebut digunakan untuk investasi perluasan kandang, fasilitas mesin produksi pabrik Subang dan Salatiga.

Juanita Gracianti Adoe, Direktur Pemasaran KIBIF mengatakan bahwa pihaknya akan mendiversifkasi pemasaran dengan melakukan beberapa penambahan distributor dan account office serta menambah jumlah outlet minimarket. "Dalam tahun ini akan menambah 20 distributor skala besar, 2-3 account dan 1.000 outlet Indomaret. Tentunya kami memilih di lokasi-lokasi strategis," kata Juanita, Jumat (4/1).

Untuk saat ini jumlah penjualan KIBIF di outlet minimarket masih sekitar 500 outlet. Produk yang dijual di outlet adalah produk-produk dalam kemasan yang ready to cook dan juga ready to eat. Dalam tahun ini, KIBIF juga akan meluncurkan sekitar 20 varian baru dari produk yang sudah ada.

Selain menjual produk dengan beberapa merek, BEEF menjual sapi hidup dan yang telah dipotong. Tahun lalu, Estika telah menjual sekitar 2.000 sapi hidup. Sehingga dari dana IPO juga akan berencana untuk penambahan kapasitas kandang dari 6.000 sapi menjadi 10.000 sapi secara bertahap. "Dari peternakan berkontribusi sebesar 30% terhadap pendapatan perusahaan. Per bulan kami impor 1.000 dari Australia dan juga pasokan dari lokal," kata Wiryo Subagyo, Direktur Penjualan KIBIF.

Direktur Utama KIBIF, Yustinus Sadmoko mengatakan bahwa dia memiliki rencana untuk melakukan ekspor pertama ke negara Jepang. "Belum ada di budget tahun ini, kami fokus dulu untuk meningkatkan kualitas produk," tutup dia.

Pada 2017, KIBIF mencatatkan peningkatan pendapatan sekitar 7,14% dibandingkan 2016, yakni dari Rp 790,07 miliar menjadi Rp 846,49 miliar. Sedangkan laba bersih meningkat sebesar 90% dari Rp 17,06 miliar di 2016 menjadi Rp 31,33 miliar di 2017. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi produk-produk olahan yang didukung oleh adanya investasi fasilitas pengolahan yang cukup besar sepanjang 2017.

Untuk diketahui, KIBIF bersiap untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januari 2019 dengan menawarkan 376,87 juta saham baru atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Head of Investment Banking UOB Kay Hian Sekuritas, John Octavianus, yang menjadi underwriter IPO BEEF mengatakan bahwa price earning atau PE harga penawaran saham KIBIF sekitar 8 kali. "Sehingga menarik, karena untuk consumer sudah diperdagangkan diatas PE 20 kali," tutupnya.

Sebelum penawaran saham perdana, pemegang 99,70% saham utama BEEF adalah PT Tigatunggal Adimulya. Sedangkan 0,3% saham BEEF dimiliki oleh PT Tiga Tunggal Kapital yang merupakan induk usaha Tigatunggal Adimulya. Pemegang saham terakhir perusahaan-perusahaan ini adalah Gita Sapta Adi dan Yustinus Sadmoko. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati