KICI ingin memasok produk ke gerai Walmart AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Bulan Juni ini, PT Kedaung Indah Can Tbk belum mengendus tanda-tanda gairah pasar. Makanya, produsen enamel dan kaleng tersebut berencana mengulik peluang bisnis yang masih menjanjikan di pasar Amerika Serikat.

Penjualan Kedaung dari pasar mancanegara masih lebih kecil dibandingkan penjualan domestik. Hingga 31 Maret 2018 misalnya, penjualan ekspor Rp 5,52 miliar sedangkan penjualan lokal Rp 14,89 miliar.

Namun menurut hitung-hitungan Kedaung, margin keuntungan penjualan di pasar ekspor lebih menarik ketimbang pasar lokal. "Maka dari itu kami berencana masuk ke ritel modern di Amerika Serikat (AS), saat ini tengah penjajakan," kata Hadi Muliyono, Direktur PT Kedaung Indah Can Tbk saat paparan publik, Jumat (8/5).


Salah satu yang tengah Kedaung dekati adalah perusahaan ritel Walmart. Kalau rencana berjalan mulus, mereka akan menyuplai produk enamel ke gerai-gerai Walmart di Negeri Paman Sam.

Meskipun upaya pencarian peluang bisnis jalan terus, Kedaung merasa tak bisa melawan kondisi pasar. Perusahaan berkode saham KICI di Bursa Efek Indonesia tersebut mengaku masih menghadapi tantangan daya beli lemah dan harga bahan baku yang mahal. Tantangan itu terasa sejak akhir tahun lalu.

Makanya, Kedaung tak muluk-muluk mematok target pertumbuhan kinerja pada tahun ini. "Bisa bertahan seperti tahun lalu saja sudah bagus," tutur Hadi.

Sebagai informasi, sepanjang tahun lalu perusahaan tersebut membukukan penjualan bersih Rp 113,41 miliar dan laba periode berjalan Rp 7,95 miliar. Kalau dibandingkan dengan tahun 2016, penjualan bersih tumbuh 14,12% sedangkan laba periode berjalan naik hingga 21 kali lipat lebih.

Namun catatan pertumbuhan 2017 tak berlanjut hingga kuartal I tahun ini. Dari JanuariMaret 2018, penjualan bersih Kedaung justru turun 25,49% year on year (yoy) menjadi Rp 20,40 miliar. Lalu, laba periode berjalan menyusut lebih dari 15 kali lipat menjadi Rp 233,72 juta.

Sepanjang triwulan pertama tahun ini, penjualan enamel mendominasi hingga 13,76 miliar. Sisanya adalah penjualan kaleng atawa can senilai Rp 6,64 miliar. Tiga pelanggan besar mereka adalah PT Nissin Biscuit Indonesia, The Golden Rabbit II dan PT Kedawung Subur.

Kedaung mengoperasikan pabrik berkapasitas 6.750.000 set enamel per tahun dan 1.650 ton kaleng per tahun. Mayoritas bahan baku mereka datangkan dari luar negeri. "Utilitas divisi enamel sekitar 50% sementara kaleng sudah 70%," terang Hadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie