KICI menjual wadah kalkun di Amerika



JAKARTA. Perlahan tapi pasti, porsi penjualan ekspor PT Kedaung Indah Can Tbk (KICI) membesar. Pembuat produk berbahan enamel dan kaleng tersebut melanjutkan penetrasi di pasar luar negeri. Sasaran utama adalah Amerika Serikat (AS).

Menurut Kedaung Indah, pasar AS bahkan lebih menjanjikan ketimbang Asia Tenggara yang lebih dekat dengan Indonesia. "Kebutuhan masyarakat rumah tangga AS tinggi, sebab mereka sering membutuhkan tempat makanan seperti kalkun misalnya," kata Hadi Muliyono, Direktur PT Kedaung Indah Can Tbk saat perhelatan paparan publik, Kamis (6/8).

Hingga kuartal I 2017, penjualan ekspor tercatat Rp 9,34 miliar atau 34,11% terhadap total penjualan Rp 27,38 miliar. Kontribusi penjualan itu lebih besar ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal I 2016, penjualan ekspor tercatat Rp 4,26 miliar atau 18,31% terhadap total penjualan Rp 23,26 miliar.


Kenaikan kontribusi ekspor berbanding lurus dengan penjualan dari AS. Kalau dihitung, porsi penjualan AS per kuartal I 2017 mencapai 32,98% sedangkan per kuartal I 2016 sebesar 9,65%.

Selain memacu penjualan mancanegara, Kedaung Indah berupaya menekan biaya impor bahan baku. "Kami masih natural hedging saja, penjualan dan impor bahan baku juga bentuk mata uang dollar Amerika," terang Hadi.

Sebanyak 25%-30% bahan baku enamel Kedaung Indah adalah produk impor. Sementara porsi impor bahan baku tin plate atau lembaran timah mencapai 70%. Sisa 30% lembaran timah dibeli dari Grup Krakatau Steel.

Tahun ini Kedaung Indah mengincar pertumbuhan penjualan dan laba bersih masing-masing 20%. Tahun 2016, perusahaan berkode saham KICI di Bursa Efek Indonesia tersebut mengantongi penjualan neto Rp 99,38 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini