KICI pasang target pertumbuhan laba 20%



JAKARTA. PT Keduang Indah Can Tbk (KICI) berhasil menorehkan pertumbuhan pada kuartal I-2017 lalu. Pendapatan KICI tercatat Rp 27,39 miliar pada kuartal I-2017 atau tumbuh 17,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, atau sekitar Rp 23,22. Laba KICI tumbuh dan tercatat Rp 3,625 miliar, sedangkan tahun lalu tercatat rugi Rp 72,85 juta.

“Target pertumbuhan laba sampai akhir tahun sebesar Rp 20%,” kata Ing Hidayat Karnadi, Sekretaris Perusahan Kedaung Indah Can pada KONTAN, Rabu (10/5).

Ing menyebutkan, peningkatan penjualan di tiga bulan pertama tahun ini didukung dengan penjualan ekspor. Di tengah stagnasi pasar global, KICI justru meningkatkan ekspor yang cukup signifikan dengan upaya terobosan ke pasar Amerika.


KICI pun akan semakin meningkatkan pertumbuhan ekspor. Sebagai catatan, komposisi ekspor tahun ini diperkirakan 30%-35% sedangkan untuk penjualan lokal di 65%-70%.

Meski memasang target pertumbuhan yang tinggi, Ing mengaku perusahaanya belum akan merencanakan ekspansi khusus di tahun ini. Keputusan tersebut lantaran kapasitas produksi KICI yang masih mencukupi.

Sebagai catatan, pabrik KICI punya kapasitas produksi enamel sebanyak 1.500 ton per tahun dan untuk Can 6.750 ton per tahun. Dari kapasitas itu, utilisasinya masih sekitar 70%.

“Untuk target produksi tahun ini akan disesuakan dengan penjualan tahun ini. Perusahaan menargetkan peningkatan produksi 10%-20%,” ujar Ing.

Ing mengaku tantangan terbesar yang akan dihadapi tahun ini adalah stabilitas ekonomi global terutama Amerika pasca pergantian Presiden, serta harga komoditas internasional yang cukup berpengaruh terhadap harga bahan baku Perseroan.

Adapun peluang yang bisa dimanfaatkan KICI adalah pertumbuhan ekonomi nasional yang cukup baik diharapkan meningkatkan daya beli pasar local, sehingga mampu mendorong pertumbuhan profitabilitas Perseroan secara keseluruhan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini KICI bakal mengerek harga produknya. Ing bilang sejauh ini sudah mulai bertahap kenaikan harga yang diberlakukan.

“Kenaikan harga dilakukan Perseroan tahun ini seiring dengan kenaikan beban pokok produksi terutama dari kenaikan tingkat upah karyawan dan kenaikan harga tahun ini sebesar 5%-10%,” tutup Ing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie