Kideco Jaya Agung (Kideco) Ajukan Perpanjangan Kontrak ke Kementerian ESDM



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), yakni PT Kideco Jaya Agung (Kideco), sudah mengajukan perpanjangan kontrak ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Saat ini, pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan akan habis kontraknya pada 13 Maret 2023 mendatang itu tengah menanti hasil evaluasi permohonan perpanjangan kontrak tersebut.

“Kontrak Kideco akan berakhir pada tanggal 13 Maret 2023. Saat ini Kideco sudah mengajukan perpanjangan ke Kementerian ESDM,” ujar Head of Corporate Communications INDY, Ricky Fernando kepada Kontan.co.id, Kamis (22/12).


Baca Juga: Indika Energy (INDY) Membalikkan Kerugian Disokong Harga Batubara

Seperti diketahui, Kontrak Karya (KK) dan PKP2B diberikan jaminan perpanjangan menjadi  Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)  sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak Perjanjian setelah memenuhi persyaratan. 

Hal ini dimuat dalam Pasal 169 A Undang-Undang Minerba (mineral dan batubara) yang berlaku saat ini, yaitu Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020.

Saat ini, total luasan konsesi Kideco seluas 47.000 hektar (Ha) dengan luas wilayah operasional sekitar 15 ribu Ha. Belum ketahuan, berapa luas lahan Kideco pasca perpanjangan kontrak kelak.

“Saat ini Kideco telah mengajukan perpanjangan kontrak di mana review terkait luasan lahan akan termasuk di dalamnya,” terang Ricky.

Bisa dibilang, Kideco memiliki peran yang penting dalam menopang kinerja INDY beberapa tahun terakhir. Sepanjang Januari-September 2022 lalu misalnya, perusahaan batubara yang 91% sahamnya dimiliki INDY (data 30 September 2022) tersebut menyumbang pendapatan US$ 2,21 miliar, setara sekitar 70% pendapatan konsolidasi INDY di periode tersebut yang berjumlah US$ 3,13 miliar.

Baca Juga: Samindo Resources (MYOH) Bidik Perpanjangan Kontrak dengan Kideco Jaya Agung

Maklumlah, dari sisi kinerja operasional, Kideco memang menjadi salah satu penopang utama kinerja produksi batubara INDY, seperti halnya di tahun 2022. 

Asal tahu, berdasarkan catatan Kontan.co.id, INDY mengejar target produksi batubara sekitar 35,8 juta ton. Menurut rencana, sebanyak 34 juta ton di antaranya bakal berasal dari Kideco, sedang 1,8 juta ton sisanya dari PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU).

Selain mengajukan perpanjangan kontrak, Kideco juga sudah mengambil ancang-ancang untuk melakukan kegiatan produksi tahun depan. Ricky berujar, Kideco telah mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) kepada Kementerian ESDM.

“Rencana produksi Kideco masih menunggu persetujuan dari RKAB tersebut, namun diperkirakan akan sekitar 31 - 34 juta ton,” tutur Ricky.

Sedikit informasi, kinerja top line dan bottom line induk Kideco, yakni INDY, kompak menanjak di sembilan bulan pertama 2022. 

 
INDY Chart by TradingView

Laporan keuangan interim INDY menunjukkan, pendapatan konsolidasi INDY naik 57,15% secara tahunan atau year-on-year (YoY) dari semula US$ 1,99 miliar di Januari-September 2021 menjadi US$ 3,13 miliar di Januari-September 2022.

Seturut pendapatan yang mendaki, INDY berhasil membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar US$ 338,39 juta di Januari-September 2022. 

Sebelumnya, INDY membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias rugi bersih US$ 5,95 juta di Januari-September 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .