KIJA akan merilis surat utang US$ 200 Juta



JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) berupaya mengurangi beban bunga utangnya. Salah satu caranya: menerbitkan surat utang atawa notes sebanyak-banyaknya US$ 200 juta bertenor tujuh tahun.

Perusahaan yang berdiri 1989 ini merilis surat utang tersebut untuk mengganti senior notes senilai US$ 260 juta yang akan jatuh tempo pada 2023 nanti. Untuk notes ini, bunganya sebesar 7,5%.

"Selain memperoleh tenor yang lebih panjang, kami juga akan mendapatkan bunga yang lebih rendah," kata Muljadi Suganda, Corporate Secretary KIJA kepada KONTAN, Jumat (16/9).


Sayang, Muljadi masih belum bisa memperinci bunga atas notes baru itu. Yang jelas, bunganya di bawah 7,5%. Sebab, tingkat bunga surat utang tersebut baru bisa ditentukan setelah roadshow yang dilanjutkan dengan proses book-building. Penentuan bunga juga tergantung pada partisipasi calon pemegang obligasi dan proses negosiasinya.

KIJA kemarin sudah memulai menggelar roadshow untuk menjajakan notes tersebut. Roadshow ini akan berakhir sekitar minggu depan. Setidaknya ada empat negara yang jadi sasaran roadshow untuk menawarkan obligasi baru itu. Keempat negara itu Singapura, Hong Kong, Amerika Serikat, Inggris.

"Tidak hanya untuk pemegang obligasi lama (yang akan jatuh tempo 2023 mendatang senilai US$ 260 juta), tapi surat utang yang baru ini juga terbuka untuk para investor baru," ungkap Muljadi.

Pada semester pertama tahun ini, beban keuangan KIJA menurun drastis, mencapai 57% menjadi Rp 169,59 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan ini dipicu rugi selisih kurs atas aktivitas pendanaan yang mengecil menjadi hanya Rp 30,79 juta, dari sebelumnya sebanyak Rp 226,52 miliar. Sementara beban bunga pinjamannya KIJA relatif stagnan, sebesar Rp 138,79 miliar.

KIJA juga terus berekspansi. Tahun ini, perusahaan yang mengklaim sebagai pengembang kawasan industri terbuka pertama di Indonesia itu gencar memasarkan Kawasan Industri Kendal yang ada di Semarang, Jawa Tengah. Sepanjang enam bulan pertama tahun 2016, Kawasan Industri Kendal menyumbang pra-penjualan atawa marketing sales senilai Rp 60 miliar. Ini setara 24% dari target setahun mencapai Rp 252 miliar.

Untuk membangun Kawasan Industri Kendal, KIJA menggandeng Sembcorp Development Ltd. Lahan di kawasan industri ini terjual ke para investor yang bergerak di sejumlah sektor, seperti industri makanan dan minuman, furnitur, dan peralatan olahraga. Harga jual rata-rata lahan di Kendal naik 20% year to date (ytd) menjadi Rp 1,2 juta per meter persegi (m²).

Harga saham KIJA pada transaksi kemarin ditutup merosot 3,29% menjadi Rp 294 per saham. Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), harga saham KIJA naik 19%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini