KIJA genjot pembangunan KEK Tanjung Lesung



JAKARTA. Tahun ini PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melalui anak usahanya PT Banten West Java Tourism (BWJ) menargetkan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Tanjung Lesung seluas 100 hektare (Ha). Penjualan lahan tersebut diperkirakan mencapai Rp 200 miliar.   Direktur Utama BWJ Hyanto Wihadhi mengatakan, di atas lahan 100 ha tersebut akan dikembangkan hotel, resort, marina, dan sarana komersial. “Hingga akhir tahun diharapkan rampung 100 ha. Dana yang diharapkan dari lahan (di luar properti) dikalikan Rp 2 juta per meter persegi,” katanya, Rabu (11/2).   Hyanto mengungkapkan, saat ini Tanjung Lesung sudah siap untuk diresmikan sebagai KEK Pariwisata. Pasalnya, pembangungan infrastruktur sudah dilakukan dan investor sudah mulai masuk.   Hingga saat ini, BWJ telah menggandeng lima investor untuk pengembangan KEK Tanjung Lesung.  Dua diantaranya investor asing, salah satunya Hanking Industrial Group Co, ltd dari Cina untuk mengengembangkan resort. Selebihnya investor berasal dari dalam negeri.   Tahun ini, BWJ juga sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa investor asing seperti Inggris dan Australia. Hyanto mengatakan, ke depan pihaknya ingin membidik investor dari regional Asia. Selain pembangunan resort, terbuka juga kesempatan bagi investor asing untuk mengembangkan industri di Tanjung Lesung. “Tapi kalau industri, harus masuk ke segmen industri kreatif yang mendukung pariwisata,” jelas Hyanto.   Sekedar tambahan, KEK pariwisata Tanjung Lesung akan diresmikan tanggal 23 Februari 2015. Proyek seluas 1.500 ha ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2002 atau lebih cepat dari  perkiraan semula tahun 2025. Total investasi proyek tersebut mencapai Rp 4,83 triliun.   BWJ selaku pengelola kawasan pariwisata Tanjung Lesung akan menggelontorkan dana sebesar Rp 1,4 triliun. Sedangkan masing-masing tenant yang membangun kawasan tersebut mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 200 miliar.   Dalam data BWJ, investasi ini akan dilakukan delampan tahap. Tahap pertama, investasi senilai Rp 361,25 miliar dengan luas lahan 104 ha direncanakan tahun 2015. Tahap kedua, Rp 233,75 miliar dengan luas lahan menjadi 152 ha (2016). Tahap ketiga, nilai Rp 467,5 miliar seluas 200 ha (2017). Tahap keempat, Rp 2,04 triliun seluas 248 ha (2018).

Tahap kelima, senilai Rp 239,7 miliar seluas 303 ha (2019). Tahap keenam, Rp 187 miliar seluas 358 ha (2020). Tahap ketujuh, senilai Rp 329,8 miliar seluas 443 ha (2021). Dan tahap kedelapan senilai Rp 382,5 miliar dengan luas lahan 528 ha pada tahun 2022.   Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, menilai prospek KIJA masih cukup cerah tahun ini mengingat pemerintah gencar mendorong pengembangan kawasan industri.  “Prospek Kawasan industri yang bagus akan mendorong pendapatan KIJA,” ujarnya.

Menurut Hans, prospek proyek KEK Pariwisata Tanjung Lesung yang digarap perseroan saat ini  bisa bagus asalkan dengan pelabuhan dan akses jalan cukup bagus. Dengan demikian, biaya logistik bisa ditekan di kawasan yang sedang dikembangkan.   Hans merekomendasikan buy saham KIJA  dengan akumulasi Rp 300 –Rp 320. Sementara target harga wajar berada di level Rp 380.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa