Kilang Donggi Senoro bisa jualan LNG Februari 2015



JAKARTA. Sejak dibangun 2011 lalu, PT Medco Energi Internasional Tbk memastikan pada awal bukan ini kilang Liquid Natural Gas (LNG) Donggi Senoro, Sulawesi Tengah sudah bisa dipasok gas. Sebab, uji coba penyaluran gas ke kilang ini sudah berlangsung mulai akhir Agustus lalu sebanyak 8 juta kaki kubik per hari atau million metric standard cubic feet per day (mmscfd).

Proyek kilang gas tersebut adalah kerjasama atau joint operating body antara PT Medco Energi Internasional Tbk dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Mitsubishi, Jepang dengan membentuk anak usaha bersama bernama PT Donggi-Senoro LNG (PT DSLNG). Adapun kapasitas kilang sebesar 2 juta ton per tahun dengan investasi US$ 2,8 miliar.

Presiden Direktur & CEO MedcoEnergi, Lukman Mahfoedz menjelaskan, penyaluran gas untuk uji coba (commissioning) kilang gas alam cair Donggi Senoro sudah selesai. "Konstruksi pembangunannya sudah mencapai 100%, artinya sudah commissioning, sedangkan konstruksi untuk sektor hulu di Blok Senoro–Toili baru mencapai 65%," kata dia kepada KONTAN, Selasa (9/9).


Dia memperkirakan, konstruksi sektor hulu untuk pasokan ke kilang LNG Donggi–Senoro akan selesai Februari 2015. Sebab, kini semua peralatan pengerjaan konstruksi tengah dalam perjalanan menuju lokasi. "Mudah-mudahan satu atau dua minggu ini alat sudah tiba," ujarnya.

Lukman menyatakan, untuk suplai LNG secara penuh kepada pembeli akan dimulai Februari 2015. Pembeli LNG  kilang ini adalah Chubu Electric Power Co Inc (Jepang) dengan volume 1 juta ton per tahun, Kyushu Electric Power Co Inc (Jepang) dengan volume 300.000 ton per tahun dan Korea Gas Corporation (Kogas) 700.000 ton per tahun. Masa kontrak pembelian ini berlangsung selama 13 tahun, dihitung mulai pengiriman perdana Februari 2015.

Direktur PHE, Ignatius Tenny Wibowo mengatakan, saat ini sumur Senoro V sudah bisa dialiri gas karena konstruksi pembangunan LNG Donggi Senoro sudah mencapai 100%. "Gas sudah mengalir, tetapi belum dimasukkan ke dalam kilang LNG dan masih di jalur pipa saja. Tetapi dalam waktu seminggu ke depan gas sudah bisa dimasukkan ke dalam kilang LNG," terangnya.

Tenny menyebut gas untuk kilang Donggi–Senoro sebagian besar atau sebesar 250 mmscfd berasal dari Blok Senoro–Toili, Sulawesi Tengah yang dikelola JOB Medco Energi dan PHE lewat Pertamina–Medco E&P Tomori Sulawesi (PMTS JOB). Selain itu, gas juga diambil dari lapangan Donggi dan Matindok yang dikelola PT Pertamina E&P sebesar 85 mmscfd. Khusus lapangan Donggi kata Tenny, akan menyuplai 50 mmscfd, sedangkan dari lapangan Matindok akan menyuplai 35 mmscfd.  Warga memblokade

Proyek pembangunan kilang LNG Donggi-Senoro rupanya juga menemui hambatan, sehingga pengoperasiannya secara penuh terhambat. Hal ini kata Lukman karena pihak Medco Energi dan PHE harus berhadapan dengan sebagian anggota masyarakat yang memblokade jalan. "Hal itu mengganggu kegiatan pekerjaan kami," keluhnya.

Agar pengoperasian secara penuh kilang LNG tersebut tidak molor, saat ini, Medco Energi dan PHE sudah meminta bantuan kepada pemerintah daerah dan aparat setempat. Mereka berharap aparat membantu mengatasi hambatan tersebut.

Sebagai catatan, saham kilang LNG Donggi Senoro dimiliki PHE sebanyak 29%, PT Medco LNG Indonesia memiliki 20%, dan Sulawesi LNG Development Ltd memiliki 59,9%. Kilang ini adalah proyek LNG pertama di Indonesia yang dikembangkan dengan memisahkan kegiatan usaha hulu (pemasok gas) dan usaha hilir (pabrik LNG).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto