Kilang kelar, BP siap kirim LNG ke Papua



JAKARTA. Untuk menerangi listrik di Kabupaten Bintuni, Manowari, dan Fak-fak di Papua Barat, BP Indonesia  mengaku siap mengalokasikan 20 juta kaki kubik gas per hari dari kilang LNG Tangguh Train III untuk kebutuhan pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Hanya, BP minta Pemda Papua membentuk perusahaan milik daerah (BUMD) yang akan menampung kiriman liquefied natural gas (LNG) dari kilang Train III Tangguh yang ditargetkan beroperasi di 2020. 

Country Manager BP Indonesia Dharmawan Syamsu mengatakan, untuk memperlancar kiriman, BP kelak akan membangun pelabuhan di dekat kilang LNG Tangguh Train III.  Pelabuhan ini kelak bisa disinggahi kapal tangker skala kecil dengan panjang 500 meter. "Kapal itu mengangkut LNG ke Papua Barat," ujar dia saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II, DPR RI, Rabu (11/1).


Kiriman LNG ini akan digunakan untuk sebagai sumber energi bagi pembangkit listrik  yang akan dibangun PLN di Bintuni dan Manokwari.

Sekitar 40% produksi kilang Tangguh Train III atau sebanyak 3,8 juta ton setahun dialokasikan untuk pasar domestik. Namun,  pemerintah harus memperbanyak fasilitas  LNG storage and regasifiation di daerah-daerah.

Pasalnya, saat ini,  hanya ada tiga infrastruktur LNG di Indonesia. Pertama, floating storage and regasification   atau FSRU milik PT Nusantara Regas  di Jawa Barat. Kedua, FSRU Lampung milik Perusahaan Gas Negara  dan ketiga, regasification terminal Arun Pertamina di Aceh. Minimnya infrastruktur ini yang membuat BP sulit memasok LNG ke pasar lokal.

Saat ini, proyek kilang LNG Tangguh Train III masih dalam tahapan front end engineering design. Pekerjaan ini dilakukan dua  konsorsium perusahaan. Yakni konsorsium Tripatra dan konsorsium Rekayasa Industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan