Kilang minyak bisa atasi ketergantungan impor



JAKARTA. Kandidat Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Dahlan Iskan, menilai untuk menyiasati ketergantungan pada impor minyak mentah, pemerintah harus fasilitasi membangun kilang minyak dua sampai tiga unit.

Keterlambatan membangun kilang telah menimbulkan bencana bagi keuangan negara. Asumsi salah yang masih bertahan saat ini, membangun kilang minyak maka pemasukan uang ke kas negara sebesar Rp 14 triliun hilang.

Menurutnya, memang sedikit investor yang mau membangun kilang minyak karena untungnya sedikit. Sementara investor mau saja membangun dengan catatan Pemerintah memberikan pembebasan pajak dan insentif lainnya mencapai Rp 14 triliun.


"Untuk membangun satu kilang minyak lengkap kapasitas 300 ribu barel perhari diperlukan sekitar US$ 7 miliar. Dengan kurs saat ini, maka nilainya bisa mencapai sekitar Rp 80 triliun," ujar Dahlan dalam Meet the Press 2014 di Sekretariat Konvensi, Jakarta, Senin (6/1).

Mau tidak mau, kata Dahlan, kalau insentif diberikan pemerintah, maka potensi pemasukan ke kas negara sebesar Rp 14 triliun akan hilang. Menurutnya, berdasarkan hitung-hitungan memang cukup besar membiarkan Rp 14 triliun hilang jika investor kilang diberikan insentif bebas pajak.

"Namun, gara-gara sayang terhadap nilai Rp 14 triliun tersebut, kita terus menerus gigit jari setiap tahun. Menyesal lagi dan menyesal lagi. Kalau saja kilang tersebut sudah beroperasi empat tahun lalu, maka negara selama empat tahun bisa menghemat Rp 140 triliun," terangnya.

Karenanya ia tetap bersikeras, untuk ketahanan energi minyak ke depan, Indonesia perlu memiliki kilang minyak antara dua sampai tiga unit. Karena ketika kita kelebihan minyak mentah bisa disimpan di kilang itu. "Maka kilang wajib dibangun dan akan saya bangun!" ujar Dahlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan