SINGAPURA. Shell mengumumkan kondisi krisis alias force majeure, setelah api membakar dan melumpuhkan kilang minyak Shell di Singapura minggu lalu. Kobaran api membuat Shell harus menghentikan seluruh operasional kilang minyak. Langkah ini tentu saja mengganggu suplai minyak kepada para pelanggan Shell, sebab kilang minyak Shell yang terbakar ini merupakan yang terbesar di dunia. Pengumuman force majeure menjadi pilihan dalam perjanjian kontrak jika perusahaan mengalami kejadian luar biasa seperti kebakaran seperti ini. "Kita telah mengumumkan kondisi force majeure kepada beberapa pelanggan kita," ujar Lee Tzu Yang, pimpinan Shell Singapura dalam website perusahaan. Shell terus berdiskusi dengan para pelanggan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka dan meminimalisasi dampak dari kejadian ini. Sekadar informasi, kilang minyak yang terbakar itu memproduksi minyak 500.000 barel per hari.
Kilang minyak terbakar di Singapura, Shell tetapkan kondisi force majeure
SINGAPURA. Shell mengumumkan kondisi krisis alias force majeure, setelah api membakar dan melumpuhkan kilang minyak Shell di Singapura minggu lalu. Kobaran api membuat Shell harus menghentikan seluruh operasional kilang minyak. Langkah ini tentu saja mengganggu suplai minyak kepada para pelanggan Shell, sebab kilang minyak Shell yang terbakar ini merupakan yang terbesar di dunia. Pengumuman force majeure menjadi pilihan dalam perjanjian kontrak jika perusahaan mengalami kejadian luar biasa seperti kebakaran seperti ini. "Kita telah mengumumkan kondisi force majeure kepada beberapa pelanggan kita," ujar Lee Tzu Yang, pimpinan Shell Singapura dalam website perusahaan. Shell terus berdiskusi dengan para pelanggan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka dan meminimalisasi dampak dari kejadian ini. Sekadar informasi, kilang minyak yang terbakar itu memproduksi minyak 500.000 barel per hari.