KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding Refining and Petrochemical Pertamina akan memulai uji coba produksi bioavtur berbahan baku minyak jelantah (used cooking oil) pada kuartal II-2025. Uji coba ini dilakukan di Kilang Cilacap, Jawa Tengah dengan target produksi awal sebesar 9.000 barel per hari. Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, produksi bioavtur ini bisa menjadi solusi bagi maskapai penerbangan yang harus memenuhi standar energi bersih. "Kilang Cilacap bisa memproses used cooking oil 9.000 barrel per hari," ujar Taufik dalam keterangan resmi, Selasa (18/3).
Taufik menjelaskan, produksi bioavtur ini menggunakan metode coprocessing dengan campuran minyak jelantah sebanyak 3% dalam setiap produksi harian. Dengan skema ini, untuk 9.000 barel avtur yang diproduksi, dibutuhkan sekitar 270 barel minyak jelantah. Baca Juga: Produksi 9.000 BPH, KPI Ujicoba Bioavtur dari Minyak Jelantah di Maksapai Pelita Air “KPI telah menyiapkan kerja sama dengan berbagai kolektor minyak jelantah guna memastikan ketersediaan bahan baku,” ujarnya. Selain itu KPI juga menjalin sinergi dengan Pertamina Patra Niaga untuk memperoleh pasokan minyak jelantah. Adapun, Pertamina menargetkan bioavtur ini dapat memenuhi kebutuhan penerbangan internasional yang sudah menerapkan kebijakan bahan bakar ramah lingkungan. Negara seperti Singapura dan Malaysia telah mewajibkan maskapai menggunakan 1% bahan bakar berkelanjutan dalam operasionalnya. Dengan produksi bioavtur ini, maskapai yang transit di Indonesia dapat mengisi ulang bahan bakar sesuai regulasi yang berlaku di negara tujuan. Bioavtur berbahan minyak jelantah ini juga akan dilakukan pengujian sebelum digunakan. Pengujian tersebut meliputi uji statis dan uji terbang untuk memastikan kualitas dan performa bahan bakar. Dalam tahap awal, Pelita Air akan menjadi maskapai pertama yang menggunakan bioavtur dari minyak jelantah ini. Sebelumnya, uji coba serupa telah dilakukan dengan campuran 2,4% menggunakan bahan baku refined bleached deodorized palm kernel oil (RBDPKO). Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Produksi B40 Pertama di Sumsel dan Papua Barat Daya Kilang Cilacap menjadi lokasi pertama produksi bioavtur berbahan minyak jelantah, dan apabila ekosistem bisnisnya telah berjalan secara sustain, maka kilang Plaju dan Kilang Dumai juga bisa menjadi opsi kilang lainnya untuk memproduksikan avtur berbahan minyak jelantah ini. Dalam proyek ini, tidak diperlukan banyak investasi baru dalam pengembangan kilang karena mengandalkan teknologi coprocessing yang sudah ada. “Skema kemitraan strategis dengan kolektor minyak jelantah dan pelaku pasar sedang dijajaki untuk mendukung kelangsungan proyek ini.” ujar Taufik.