Kilau emas meredup lebih 1% pasca The Fed rate



JAKARTA. Meski hasil FOMC tidak mengejutkan pasar namun bukan berarti kenaikan suku bunga The Fed gagal mengangkat pamor dollar AS di pasar global. Efeknya terlihat jelas harga emas pun terkapar melemah lebih dari 1%.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/6) pukul 18.38 WIB harga emas kontrak pengiriman Agustus 2017 di Commodity Exchange melorot 1,40% ke level US$ 1.258,10 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Bahkan dalam sepekan terakhir harga emas menukik 1,67%.

Nanang Wahyudin, Research and Analyst PT Finex Berjangka menjelaskan meski hasil FOMC sesuai prediksi yakni dengan kenaikan 25 bps menjadi 1,25% dengan menjaga peluang kenaikan satu kali lagi hingga akhir tahun 2017 nanti, namun hal tersebut tetap mendongkrak performa dollar AS.


Efeknya harga komoditas terutama emas terpuruk pelemahan. Memang di awal perdagangan emas sempat unggul namun tidak bertahan lama.

"Penguatan dollar AS tidak terjadi secara langsung dan signifikan mengingat data inflasi Mei 2017 AS melambat," tutur Nanang.

Dicatatkan inflasi Mei 2017 melambat dari 0,2% menjadi minus 0,1% dengan inflasi inti bertahan di level 0,1%. Hal tersebut buruk bagi dollar AS namun tidak banyak berdampak mengingat fokus pasar sepenuhnya tertuju pada FOMC.

Ke depannya pun Nanang menduga harga emas masih berpotensi naik lagi. Mengingat saat ini pasar sedang menanti hasil investasi terhadap keterlibatan Donald Trump dengan Rusia selama masa kampanye Presiden AS tahun lalu.

"AS masih dibayangi ketidakpastian dan pasar juga semakin meragukan prospek ekonomi AS di bawah kepemimpinan Trump dan ini menguntungkan emas," tutur Nanang.

Ia memperkirakan Jumat (16/6) harga emas memang masih berpotensi untuk turun lagi. Hanya saja rentangnya kian terbatas. Penurunan yang tajam pun bisa berimbas pada aksi bargain hunting yang akan membantu emas menyesuaikan posisinya dari kejatuhan lebih dalam.

"Support kuat harga emas setidaknya sampai akhir semester satu 2017 di level US$ 1.246 per ons troi dan selama belum menembus level itu maka harga masih bisa naik terbatas," tebak Nanang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto