KONTAN.CO.ID - Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada hari Rabu (25/9) karena ekspektasi pemotongan suku bunga besar lainnya oleh The Fed mendorong reli emas. Sementara pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) menambah daya tarik logam mulia tersebut. Melansir Reuters, harga emas spot naik 0,4% menjadi US$2.667,03 per ons troi pada pukul 14:09 GMT, setelah sebelumnya menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.670,43. Kontrak berjangka emas AS naik 0,6% menjadi US$2.691,40.
Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi di Tengah Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed "Saya pikir kita masih berada dalam gelombang pelonggaran bank sentral, dan kemungkinan akan ada lebih banyak lagi. Selain itu, ekspektasi pelemahan dolar juga turut menambah momentum ini," kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures. Dolar AS bertahan mendekati level terendah 14 bulan terhadap sekeranjang mata uang utama, membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri. Pekan lalu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, dan investor memperkirakan peluang 58% untuk pemotongan sebesar 50 bps lagi pada bulan November, menurut CME FedWatch Tool. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas, yang tidak memberikan hasil imbal. Pedagang menunggu pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell dan data inflasi AS minggu ini untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai kebijakan moneter. "Kita bisa melihat harga emas mencapai US$2.700 per ons dalam satu atau dua hari ke depan jika kita terus melihat melemahnya pasar tenaga kerja dan jika presiden-presiden The Fed menegaskan kembali pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin," kata Phillip Streible, Chief Market Strategist di Blue Line Futures. Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Baru ke US$ 2.670 Per Ons Troi di Tengah Hari Ini