KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga emas mengupas beberapa penurunan setelah merosot lebih dari 1% sebelumnya pada hari Rabu (24/2), dibantu oleh komentar dovish dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell. Tetapi emas batangan berjuang untuk bangkit karena kenaikan imbal hasil Treasury AS mengurangi daya pikatnya sebagai lindung nilai inflasi. Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,3% menjadi US$ 1.800,27 per ns troi, setelah turun sebanyak 1,2% di awal sesi.
Sedangkan, harga emas berjangka AS turun 0,3% menjadi US$ 1.800. “Meningkatnya imbal hasil obligasi terus membebani pasar emas. Baca Juga: Wall Street berseri, Dow Jones melompat 420 poin ke rekor penutupan tertinggi “Harga emas belum menemukan jalan untuk pemulihan lebih lanjut bahkan dengan pembicaraan tentang langkah-langkah stimulus tambahan, ”kata Phillip Streible, chief market strategis Blue Line Futures di Chicago. Imbal hasil Treasury tenor 10-tahun AS menyentuh 1,4% untuk pertama kalinya sejak Februari 2020. Kenaikan imbal hasil cenderung merugikan daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi karena meningkatkan biaya peluang untuk memegang logam. Powell pada hari Rabu menegaskan kembali bahwa suku bunga AS akan tetap rendah dan The Fed akan terus membeli obligasi untuk mendukung ekonomi AS. Dalam kesaksiannya di hadapan Senat AS pada hari Selasa, Powell mengatakan kebijakan moneter masih perlu akomodatif, dengan pemulihan ekonomi "tidak merata dan jauh dari selesai." "Selama dua hari terakhir, Powell yang sangat dovish dan karenanya ramah risiko telah menyemangati pasar saham yang bearish untuk USD dan dengan demikian telah memberi emas sedikit ruang untuk bernapas," kata Tai Wong, seorang pedagang di bank investasi BMO di New York.