Kilau perak tak seterang emas



JAKARTA. Penguatan harga perak cenderung tertahan lantaran lesunya permintaan dari sektor industri. Namun, perak dapat menjadi pilihan safe haven sehingga menjaga prospek kenaikan harga dalam jangka panjang.

Mengutip Bloomberg, Senin (15/2) pukul 16.10 WIB, harga perak kontrak pengiriman Maret 2016 di Commodity Exchange terpangkas 2,9% menjadi US$ 15,335 per ons troi dibandingkan hari sebelumnya. Sepekan terakhir, harga perak tergerus 0,6%.

Andri Hardianto, Analis PT Tradepoint Asia Futures, mengatakan, penurunan harga perak terjadi seiring kenaikan pasar keuangan global. "Penurunan ini tergolong wajar, mengingat harga logam mulia sudah naik sepanjang tahun ini," ujarnya.


Sebelumnya, perak naik selama tiga hari berturut -turut. Harga perak sebenarnya mengikuti harga emas. Namun, kali ini perak cederung tertinggal. Permintaan emas sebagai safe haven meningkat seiring dengan gejolak di pasar saham sehingga mengangkat harga.

Sementara, kenaikan harga perak lebih lambat akibat penurunan permintaan dari sektor industri di tengah perlambatan ekonomi. Andri menilai, data neraca perdagangan serta inflasi China dan Amerika Serikat (AS) menjadi penggerak harga perak pekan ini. China dan AS merupakan konsumen perak terbesar di dunia.

Selain itu, data ekonomi AS juga mempengaruhi pergerakan USD, sehingga turut berdampak pada perak yang diperdagangkan dengan mata uang itu. Neraca perdagangan China bulan Januari surplus CNY 406 miliar atau lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, sebesar CNY 382 miliar.

Namun, impor China menurun. Selanjutnya, China akan merilis angka inflasi Januari pada Kamis mendatang, dengan proyeksi naik menjadi 1,9% dari sebelumnya 1,6%. Sementara AS akan mengumumkan data inflasi Januari, dengan proyeksi deflasi 0,1%.

Secara tahunan, inflasi diprediksi naik menjadi 1,2%, dari sebelumnya 0,7%. Di jangka panjang Andri optimistis, perak berpeluang menguat. Seperti halnya emas, perak juga diminati, meski porsinya lebih kecil.

"Karena suku bunga negatif di beberapa negara, pelaku pasar menghindari pasar uang dan memilih komoditas safe haven," papar Andri.

Proyeksinya, harga perak hingga akhir tahun ini akan di level US$ 17,00 per ons troi. Secara teknikal, harga perak berpeluang melemah jangka pendek. Harga di atas moving average (MA) 50, MA100 dan MA200. MACD yang berada di area positif. Namun stochastic melemah di bawah level 50 dengan RSI di level 50.

Pada Selasa (16/2), Andri menduga perak akan melemah di US$ 14,50-US$ 15,80 dan sepekan US$ 14,10-US$ 16,00 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie