Kim Jong Un: Angkatan Laut adalah Bagian Penting dalam Perang



KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menilai bahwa kekuatan angkatan laut negara merupakan bagian penting dalam persiapan perang. Saat ini Korea Utara sedang melakukan pembangunan kapal perang baru.

Kim berkunjung ke galangan kapal di Nampho untuk meninjau pembangunan kapal perang baru. Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA, tidak tidak merinci kapan Kim mengunjungi Nampho.

Dalam beberapa bulan terakhir ini Kim menekankan tujuannya untuk membangun angkatan laut bersenjata nuklir sebagai tanggapan atas ancaman eksternal dari musuh, dalam hal ini adalah Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.


"Penguatan kekuatan angkatan laut merupakan isu paling penting dalam mempertahankan kedaulatan maritim negara dan meningkatkan persiapan perang," kata Kim, dikutip KCNA.

Baca Juga: Korea Utara Hancurkan Monumen Simbol Persahabatan dengan Korea Selatan

KCNA juga tidak merinci jenis kapal perang yang dibangun di Nampho, namun mereka menjelaskan bahwa kapal tersebut terkait dengan rencana pengembangan militer lima tahun yang ditetapkan dalam kongres Partai Buruh yang berkuasa pada awal tahun 2021.

Di Nampho, Kim diberi pengarahan tentang kemajuan proyek Angkatan Laut Korea Utara serta sejumlah tantangan teknologi yang belum bisa dihadapi.

Kim sekaligus meminta para pekerja untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam jangka waktu rencana yang berjalan hingga tahun 2025.

Para ilmuwan dan insinyur militer Korea Utara terus meninjau daftar target pembangunan militer Kim yang disusun pada tahun 2021. Satu demi satu rencana mulai terlaksana.

Baca Juga: Awasi Uji Coba Rudal Jelajah Baru dari Kapal Selam, Kim Jong Un Merasa Puas

Korea Utara berhasil, untuk pertama kalinya, menguji sebuah rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, bernama Hwasong-18, tahun lalu. Rudal ini diklaim mampu menyerang langsung target yang ada di daratan AS.

Pada 14 Januari 2024, Korea Utara juga menguji coba rudal jarak menengah berbahan bakar padat baru. Senjata ini menunjukkan kemampuan Korea Utara untuk menargetkan aset militer AS di Pasifik, termasuk markas besar di Guam.

Banyak ahli menyebut ambisi Kim untuk memperkuat Angkatan Laut Korea Utara akan memakan waktu lama karena negara itu terhambat oleh sumber daya dan teknologi.

Kapal selam Korea Utara, yang bertenaga diesel dan sudah tua, disebut hanya mampu meluncurkan torpedo dan ranjau. Melihat itu, rencana Korea Utara untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir dianggap tidak akan mungkin tercapai tanpa bantuan eksternal yang signifikan.