Kim Jong Un Bakal Membahas Kerja Sama Militer dengan Pejabat Rusia



KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menerima kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Aleksey Krivoruchko di negaranya. 

Keduanya membahas pentingnya militer kedua negara untuk bersatu lebih erat lagi guna membela perdamaian dan keadilan dunia.

Hal tersebut dilaporkan kantor berita KCNA pada Jumat (19/7/2024).


Melansir Reuters, Kim dan Krivoruchko sepakat mengenai perlunya kerja sama militer yang lebih erat antar kedua negara untuk mempertahankan kepentingan keamanan bersama.

Krivoruchko menyampaikan salam dari Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Kim, yang mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dalam pertemuan yang digelar pada Kamis tersebut.

Laporan tersebut tidak memberikan rincian lain mengenai delegasi Krivoruchko atau tujuan kunjungannya ke Korea Utara.

Korea Utara dan Rusia telah memperdalam kerja sama militer sejak pemimpin mereka mengadakan pertemuan puncak di Timur Jauh Rusia tahun lalu. 

Pada saat itu, kedua pemimpin menandatangani perjanjian kemitraan strategis yang mencakup perjanjian pertahanan bersama yang dicapai pada bulan Juni ketika Putin mengunjungi Pyongyang.

Baca Juga: Begini Perang Propaganda Korea Selatan versus Korea Utara

Kedua negara tersebut dituduh melakukan perdagangan senjata oleh Seoul dan Washington untuk membantu stok rudal dan artileri Rusia dalam perangnya dengan Ukraina. Kedua negara menyangkal perdagangan semacam itu.

Kunjungan Putin ke Korea Utara tersebut sempat membuat Amerika cemas. 

Gedung Putih mengatakan bahwa pihaknya merasa terganggu dengan semakin dalamnya hubungan antara Rusia dan Korea Utara. 

Moskow dan Pyongyang membantah adanya transfer senjata. Namun kedua negara berjanji untuk meningkatkan hubungan militer, termasuk latihan militer bersama.

Rusia diperkirakan akan memproduksi amunisi lebih banyak dibandingkan aliansi militer NATO pada tahun ini.

Baca Juga: Korea Utara Dituding Eksekusi Puluhan Remaja karena Menonton Drakor

Sehingga lawatan Putin kemungkinan bertujuan untuk menggarisbawahi kepada Washington betapa Moskow dapat mengganggu dalam sejumlah krisis global.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie