KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, meminta rakyatnya untuk meningkatkan solidaritas di tengah ancaman krisis pangan. Dalam rapat tingkat tinggi Partai Buruh hari Senin (27/2), Kim menyerukan adanya peningkatan produksi biji-bijian negara secara signifikan. Dalam laporan media resmi Korea Utara
KCNA, Kim menyatakan tekad pemerintahnya untuk mewujudkan perubahan revolusioner dalam produksi pertanian tanpa gagal. "Tidak ada yang tidak mungkin selama sistem kepemimpinan yang kuat dibangun di seluruh partai dan ada kekuatan persatuan seluruh rakyat," kata Kim, seperti dikutip
AP News.
Sayangnya,
KCNA tidak merinci apakah Kim menyampaikan langkah spesifik untuk meningkatkan produksi biji-bijian. Namun, para pengamat menilai bahwa beberapa langkah yang mungkin diambil adalah pembelian lebih banyak pupuk, pestisida, dan mesin pertanian.
Baca Juga: Korea Utara: Menerima Bantuan Asing Sama Seperti Memakan Permen Beracun Sejauh ini Korea Utara dianggap telah mengesampingkan sektor pertanian karena sebagian besar sumber dayanya, yang tidak banyak, untuk memajukan program senjata nuklir dan keperluan militer lain.
KCNA menuliskan bahwa tujuan utama rapat hari Senin adalah untuk menemukan cara yang bisa dilakukan secepat mungkin untuk mencapai tujuan produksi biji-bijian tahun ini. Pemerintah Korea Utara juga mulai menyusun tujuan jangka panjang yang layak secara ilmiah untuk meningkatkan produksi pertanian secara signifikan dalam beberapa tahun. Meningkatkan produksi biji-bijian adalah salah satu dari 12 tujuan ekonomi Partai Buruh Korea Utara yang diadopsi pada pertemuan bulan Desember lalu.
Baca Juga: Korea Utara Dorong Pekerja Muda Bangun Perumahan Baru di Tengah Kesengsaraan Ekonomi Krisis Pangan Korea Utara
Tanpa adanya data yang terbuka, pengamat internasional memprediksi Korea Utara mengalami kekurangan makanan yang serius setelah penutupan perbatasan selama pandemi Covid-19.
Krisis pangan Korea Utara menjadi semakin akut dengan adanya sanksi ekonomi terkait aktivitas militernya yang semakin giat. Di sisi lain, Korea Utara juga dianggap gagal mengurus alokasi anggaran dalam negerinya sehingga sektor pangan terabaikan. Menurut pantauan Korea Selatan, produksi biji-bijian Korea Utara tahun lalu diperkirakan mencapai 4,5 juta ton. Badan mata-mata Korea Selatan mengatakan tetangganya itu butuh sekitar 5,5 juta ton biji-bijian untuk menghidupi 25 juta penduduknya setiap tahun. Mengutip
AP News, sebagian besar analis mengatakan kekurangan pangan Korea Utara saat ini tidak mendekati titik ekstrem tahun 1990-an, di mana ratusan ribu orang meninggal karena kelaparan. Dalam beberapa tahun terakhir kebutuhan biji-bijian Korea Utara cukup terpenuhi dengan pembelian dari China. Namun, penutupan perbatasan selama pandemi membuat pembelian terhenti.