Kim Jong Un resmi terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea Utara



KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah terpilih menjadi sekretaris jenderal Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara, seperti dilaporkan KCNA pada hari Senin (11/1).

Dengan ini, Kim resmi mengambil alih gelar dari mendiang ayahnya, Kim Jong Il, untuk semakin memperkuat kekuasaannya.

Dilansir dari Reuters, pemilihan tersebut berlangsung pada hari Minggu (10/1) dalam lanjutan kongres partai yang telah berlangsung selama sepekan sejak hari Selasa (5/1).


Kongres partai yang sedang berlangsung dirancang untuk memetakan cetak biru kebijakan diploatik, militer, dan ekonomi Korea Utara di bawah Kim Jong Un selama lima tahun ke depan.

KCNA melaporkan bahwa kongres tersebut sepenuhnya menyetujui proposal untuk mempromosikan Kim menjadi sekretaris jenderal partai. Kongres menyebut posisi itu sebagai kepala revolusi dan pusat bimbingan dan persatuan.

Baca Juga: Kim Jong Un berharap bisa meningkatkan hubungan dengan dunia luar

Dalam kesempatan yang sama, partai juga mengadakan pemilihan untuk anggota Komite Sentral, sebuah badan pemerintahan kunci yang mencakup politbiro yang kuat, ungkap KCNA.

Menariknya, nama adik Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong, tidak ada dalam daftar calon anggota politbiro. Hal ini menepis banyak spekulasi yang menyebutkan bahwa adik perempuan sang pemimpin akan menduduki jabatan strategis tersebut.

Dalam rangkaian kongres Partai Buruh pekan lalu, Kim Jong Un banyak menyampaikan hal penting terkait masalah ekonomi, pertahanan, hingga kebijakan luar negeri.

Kim bahkan membuka kongres hari pertama dengan menyatakan bahwa rencana pembangunan ekonomi lima tahunan Korea Utara telah gagal tercapai. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa Korea Utara akan tetap berupaya meningkatkan kemampuan militer.

Terkait kebijakan luar negeri, sang Supreme Leader mengungkapkan harapannya agar Korea Utara bisa menjalin hubungan yang lebih luas dengan dunia luar, termasuk dengan Korea Selatan.

Selanjutnya: Kim Jong Un akui rencana ekonomi lima tahunan Korea Utara gagal tercapai