Kim Jong Un Sebut Perilaku Agresif AS Bisa Memicu Perang Nuklir



KONTAN.CO.ID - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kembali mengecam perilaku agresif Amerika Serikat yang dianggapnya berhasil meningkatkan ketegangan dan bisa memicu perang nuklir di Semenanjung Korea.

Kecaman keras Kim terhadap AS keluar saat dirinya berpidato di sebuah pameran militer pada hari Kamis (21/11) di Pyongyang. Acara bertajuk Pameran Pengembangan Pertahanan itu menampilkan senjata strategis dan taktis.

Kim mengatakan, pengalaman negosiasinya sebelumnya dengan AS hanya menyoroti kebijakan "agresif dan permusuhan" terhadap Korea Utara. Dirinya melihat bahwa AS adalah pihak yang tidak ingin mengubah sikapnya dan terus memicu ketegangan.


Baca Juga: Hacker Korea Utara Jadi Dalang Pencurian Ethereum Senilai US$41,5 Miliar pada 2019

"Kami sejauh ini sudah berunding dengan AS. Yang kami yakini dari hasil berunding adalah bahwa mereka tidak memiliki kemauan untuk hidup berdampingan. Kebijakannya yang agresif dan bermusuhan terhadap kita yang tidak akan pernah bisa diubah," kata Kim, dikutip KCNA.

Saat ini, Kim merasa situasi Semenanjung Korea ada di tahap yang paling mengancam. Dirinya mengaku belum pernah merasakan risiko perang nuklir sebesar saat ini.

"Belum pernah sebelumnya pihak-pihak yang bertikai di semenanjung Korea menghadapi konfrontasi yang begitu berbahaya dan akut sehingga dapat meningkat menjadi perang termonuklir yang paling merusak," lanjut Kim.

Kim sempat melakukan pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada tahun 2018 dan 2018. Keduanya bertemu sebanyak tiga kali, masing-masing di Singapura, Hanoi, dan perbatasan Korea.

Baca Juga: Diplomasi Kebun Binatang, Putin Kirim Binatang Liar ke Korea Utara

Sayangnya, upaya perbaikan hubungan itu runtuh. Kedua pemimpin gagal mencapai hasil konkret. Ada perbedaan pendapat tentang seruan AS agar Korea Utara menghentikan program senjata nuklir dan tuntutan Korea Utara agar mereka bebas dari sanksi internasional.

Dalam pidato hari Kamis ini, Kim kembali menyerukan pengembangan dan peningkatan persenjataan menuju level yang lebih modern. Kim juga berjanji untuk terus memajukan kemampuan pertahanan untuk memperkuat posisi strategis negara.

Pekan lalu, Kim juga sempat mendesak militer negaranya untuk meningkatkan kemampuan dalam berperang, sambil menyalahkan AS dan sekutunya karena memicu ketegangan terburuk dalam sejarah.

Dirinya bahkan menyebut Semenanjung Korea sebagai titik paling panas di dunia.

Tonton: Korea Utara Ratifikasi Perjanjian Pertahanan Bersama dengan Rusia

Selanjutnya: 30 Twibbon HUT PGRI ke 79 Tahun yang Diperingati 25 November

Menarik Dibaca: 30 Twibbon HUT PGRI ke 79 Tahun yang Diperingati 25 November