Kim Jong Un, universitas baru Korea Utara untuk perkuat persenjataan



KONTAN.CO.ID - Pyongyang. Untuk pertama kali, Korea Utara menggunakan nama pemimpin tertingginya untuk sebuah perguruan tinggi. Korea Utara telah mendirikan sebuah universitas yang diberi nama Kim Jong Un. Universitas Kim Jong Un diyakini sebagai perguruan tinggi untuk pengembangan teknologi persenjataan.

Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan bahwa mahasiswa dari " Kim Jong Un University of National Defense" ikut berbaris dalam parade militer pada Sabtu (10/10/2020) di Pyongyang, ibu kota Korea Utara. KCNA juga melaporkan bahwa universitas tersebut telah "menghasilkan orang-orang berbakat di bidang pertahanan dan teknologi nasional."

Dilansir dari Yonhap News Agency, Rabu (14/10/2020), Korea Utara memang memiliki sejumlah sekolah yang dinamai dengan nama mantan pemimpin mereka seperti Kim Il Sung dan Kim Jong Il. Kendati demikian, KCNA tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang universitas baru tersebut.

Tidak jelas juga kapan universitas tersebut diresmikan dan di mana lokasinya. Berdasarkan namanya, universitas tersebut tampaknya ditujukan untuk mendidik mahasiswa tentang sains dan teknologi yang terkait dengan pengembangan senjata.

Baca juga: Hanya Rp 29 juta, pendaftaran lelang mobil dinas Suzuki APV ditutup hari ini

Kim Jong Un telah lama menunjukkan minat yang besar pada sains dan teknologi yang berperan penting dalam pengembangan rudal dan sistem senjata lainnya. Para ahli menganggap universitas itu bisa saja diresmikan dengan menggabungkan sejumlah perguruan tinggi pertahanan nasional.

Mereka memprediksi Kim Jong Un University of National Defense adalah gabungan dari sebuah perguruan tinggi di Kanggye, Provinsi Jagang, dan sebuah perguruan tinggi di pinggiran Pyongyang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korea Utara Miliki Universitas Baru, Dinamakan "Kim Jong Un"",

Penulis : Danur Lambang Pristiandaru Editor : Danur Lambang Pristiandaru

Selanjutnya: Perang dagang tahun 2019 melemahkan laju utang dan arus modal asing

Editor: Adi Wikanto