KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana ekspansi anorganik PT Kimia Farma Tbk (KAEF) semakin terang. Perusahaan farmasi pelat merah ini berencana mengakuisisi tiga rumahsakit. Direktur Utama Kimia Farma Tbk Honesti Basyir mengatakan, KAEF telah menyiapkan pendanaan sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar untuk mewujudkan ekspansi tersebut. Dengan menyasar pengguna fasilitas jaminan kesehatan atau BPJS Kesehatan, KAEF mengincar rumah sakit tipe C dan D. Adapun tiga rumahsakit incaran KAEF berlokasi di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. "Target kami adalah pengguna BPJS. Tahun 2019, jaminan kesehatan akan menjangkau semua lapisan masyarakat. Artinya akan ada sekitar 270 juta permintaan," ujar Honesti, Kamis (19/4).
Dengan akuisisi rumahsakit, KAEF berharap kinerja dapat tumbuh lebih tinggi ketimbang perusahaan farmasi lain. Total belanja modal (capex) yang dianggarkan tahun ini mencapai Rp 3,5 triliun. Sebesar Rp 1,2 triliun dari capex itu akan digunakan untuk ekspansi organik, seperti penyelesaian dua pabrik di Banjaran dan Cikarang. Lalu, sisa capex digunakan untuk beberapa rencana akuisisi lainnya. Selain berencana mengakuisisi rumahsakit, KAEF juga membidik akuisisi pabrik farmasi. Tak hanya itu, KAEF juga memiliki target membangun 200 gerai apotek baru. "Sampai Maret yang terealisasi ada 10 gerai," ujar Honesti. Ekspansi luar negeri KAEF juga makin serius menggeber ekspansi ke luar negeri. Kini, KAEF tengah menyiapkan pembangunan pabrik farmasi di Arab Saudi. KAEF bakal menggandeng Marei Bin Mahfouz Group, perusahaan yang bergerak di bidang investasi dan perdagangan. Honesti menyatakan, targetnya tahun ini KAEF sudah mencapai kesepakatan dengan perusahaan tersebut. "Setelah Lebaran kami akan kirim tim ke sana," ujarnya. Honesti menambahkan, tak mudah membangun fasilitas pabrik farmasi. Pasalnya, selain pembangunan fisik yang membutuhkan waktu paling cepat dua tahun, KAEF juga harus mengurus sejumlah sertifikasi untuk mendapat perizinan untuk mengedarkan obat. "Kalau berkaca dari Indonesia, bangun pabrik farmasi bisa memakan waktu sekitar tiga tahun, tapi mudah-mudahan bisa lebih cepat," imbuh dia. Selain punya potensi pasar tinggi, Honesti bilang perizinan di Timur Tengah juga lebih ringkas. Untuk dapat mengedarkan obat di kawasan Timur Tengah dan beberapa negara di kawasan Afrika, KAEF hanya memerlukan satu lisensi izin edar yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi. "Jadi, perizinan lebih ringkas daripada kami membangun di kawasan lain," ujar dia.
Meski belum menyebut nilai investasi di Arab Saudi, Honesti bilang, berdasarkan pengalaman KAEF membangun pabrik di Indonesia, dana minimum yang dibutuhkan sebesar Rp 1,2 triliun Dalam waktu dekat , KAEF juga akan membagikan dividen sebesar Rp 99,5 miliar atau 30% dari laba bersih KAEF tahun 2017. Analis Binaartha Parama Sekuritas Joni Wintarja masih merekomendasikan
buy saham KAEF dengan target harga akhir tahun ini sebesar Rp 3.280 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati