JAKARTA. Bisnis laboratorium klinik kian menggeliat. Hal tersebut seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan. PT Kimia Farma Tbk melihat ceruk bisnis ini untuk menopang pendapatannya. Perusahaan badan usaha milik negara berkode KAEF di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini siap melakukan ekspansi, menambah 17 cabang laboratorium klinik di seluruh Indonesia tahun depan. Direktur Utama KAEF Rusdi Rosman mengatakan, rata-rata klinik membutuhkan investasi minimal Rp 250 juta. Modal tersebut untuk belanja alat. Maka, untuk membuka 17 klinik tersebut Kimia Farma harus merogoh kocek sekitar Rp 4,25 miliar. "Tapi, dana tersebut di luar sewa ruko. Untuk laboratorium klinik kami akan menyewa ruko dan tidak membangun sendiri," ujar Rusdi kepada KONTAN, pekan lalu.
Kimia Farma akan tambah 17 laboratorium klinik
JAKARTA. Bisnis laboratorium klinik kian menggeliat. Hal tersebut seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan. PT Kimia Farma Tbk melihat ceruk bisnis ini untuk menopang pendapatannya. Perusahaan badan usaha milik negara berkode KAEF di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini siap melakukan ekspansi, menambah 17 cabang laboratorium klinik di seluruh Indonesia tahun depan. Direktur Utama KAEF Rusdi Rosman mengatakan, rata-rata klinik membutuhkan investasi minimal Rp 250 juta. Modal tersebut untuk belanja alat. Maka, untuk membuka 17 klinik tersebut Kimia Farma harus merogoh kocek sekitar Rp 4,25 miliar. "Tapi, dana tersebut di luar sewa ruko. Untuk laboratorium klinik kami akan menyewa ruko dan tidak membangun sendiri," ujar Rusdi kepada KONTAN, pekan lalu.