Kimia Farma incar efisiensi beban operasional 20%



KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berencana mendigitalisasi seluruh proses bisnis secara bertahap mulai tahun 2018 mendatang. Tak hanya bertujuan untuk beradaptasi dengan teknologi, digitalisasi ini pun diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap keuangan KAEF ke depan.

KAEF baru saja menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk digitalisasi seluruh proses bisnis mereka mulai dari lini research and development (R&D), manufaktur, distribusi, supply chain, klinik, hingga ritel. Direktur Utama KAEF Honesti Basyir mengatakan, proses digitalisasi bisnis ini akan dilakukan secara bertahap dimulai pada kuartal I-2018 mendatang.

"Proses digitalisasi pertama dimulai di bisnis ritel outlet di triwulan pertama tahun depan. Ke depan, kami juga akan mengembangkan digitalisasi untuk lini distribusi, manufaktur, serta bisnis lainnya sehingga digitalisasi ini akan bisa beroperasi secara end-to-end pada 2019 nanti," ujar Honesti di Bandung usai acara penandatangan dengan TLKM, Rabu (27/12).


Tak hanya bertujuan untuk beradaptasi dengan teknologi dan memudahkan jalannya proses bisnis di tubuh perusahaan, digitalisasi ini pun diharapkan bisa memberikan dampak positif terhadap keuangan perusahaan.

Penggunaan sistem digital ini, menurut Honesti, mampu menekan beban operasional KAEF di masa depan. Dia pun menargetkan, beban operasional ini bisa ditekan hingga minimal 20% berkat digitalisasi ini mulai 2019 nanti.

Walau digitalisasi ini baru akan beroperasi penuh pada 2019 nanti, Honesti optimistis hal ini sudah bisa memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan KAEF di tahun depan. "Target kami, incremental revenue KAEF bisa naik 20% melalui digital ini di tahun 2018," papar Honesti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati