KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melalui PT Kimia Farma Apotek (KFA) kembali melakukan ekspansi berupa penambahan jaringan apotek baru pada tahun 2023. Tercatat, ada 9 apotek baru yang diresmikan KAEF pada Jumat (14/3) lalu. Di antaranya Apotek Kimia Farma di Sunter, Jakarta; Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam; Cilegon, Banten; Alam Sutera, Banten; Cidodol, Jakarta; Pekalongan, Jawa Tengah; Surabaya, Jawa Timur; Banjarmasin, Kalimantan Selatan; dan Palu, Sulawesi Tengah. Apotek-apotek baru ini hadir dengan konsep baru yakni tidak hanya menyediakan produk obat-obatan saja, melainkan juga produk lain yang berkaitan dengan kesehatan seperti babu and child care, produk kecantikan, alat kesehatan, dan produk kesehatan lainnya.
"Konsep baru apotek ini sejalan dengan transformasi Kimia Farma sebagai integrated healthcare company," ujar David Utama, Direktur Utama Kimia Farma ketika ditemui KONTAN, Jumat (14/4).
Baca Juga: Menderita Kerugian Tahun Lalu, Kimia Farma (KAEF) Siap Kantongi Laba Tahun Ini Untuk membangun satu apotek baru, KAEF membutuhkan investasi sekitar Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar. Angka ini mengacu pada ukuran bangunan apotek yang bersangkutan. Berkat pembukaan 9 apotek baru, kini KAEF sudah memiliki 1.224 apotek di seluruh Indonesia. Selain itu, KAEF memiliki lebih dari 400 klinik dan laboratorium kesehatan berjumlah 360 unit. Untuk mendukung distribusi, anak usaha PT Bio Farma (Persero) ini memiliki 48 cabang di seluruh penjuru Tanah Air. David bilang, total 9 apotek baru yang diresmikan KAEF untuk saat ini belum dilengkapi dengan klinik. Sebab, pendirian klinik memerlukan perizinan yang berbeda dengan apotek. Namun, apabila dibutuhkan dan permintaan dari pelanggan tinggi, KAEF tentu akan mempertimbangkan pembuatan klinik yang terintegrasi dengan apotek. Yang terang, kehadiran apotek baru diharapkan membawa dampak positif bagi kinerja KAEF pada masa mendatang. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Kimia Farma Apotek Agus Chandra bilang bahwa 9 apotek baru KAEF ini ditargetkan mampu mencetak pendapatan sekitar Rp 50 miliar per tahun. Selain itu, seiring konsep baru apotek tersebut, KAEF ingin meningkatkan kontribusi penjualan non obatnya pada masa-masa mendatang. Saat ini, kontribusi utama penjualan apotek KAEF masih didominasi oleh obat-obatan dengan porsi 80% sedangkan 20% sisanya berupa produk non obat-obatan. "Ke depannya kami akan tingkatkan porsi produk non obat-obatan menjadi 40% sedangkan untuk obat-obatan menjadi 60%," kata Agus. Manajemen KAEF turut menegaskan bahwa kehadiran apotek baru diharapkan akan meningkatkan kualitas layanan KAEF kepada masyarakat baik dari sisi ketersediaan obat dan produk kesehatan lainnya maupun keterjangkauan apotek itu sendiri di berbagai wilayah Indonesia.
Ekspansi KAEF tidak akan berakhir sampai di sini. Secara umum, tahun ini KAEF menargetkan penambahan apotek baru sebanyak 50 unit sampai 100 unit. Dalam waktu dekat KAEF akan kembali membuka apotek baru di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta. "Kami hadirkan apotek baik di kota besar atau kota kecil demi menjangkau seluruh lapisan masyarakat," kata David.
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) dan Sinopharm Kerja Sama dalam Pengembangan Obat Tradisional China Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat