Kimia Farma (KAEF) terus kembangkan aplikasi layanan kesehatan digital



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna mendukung perkembangan teknologi di era 4.0, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) terus mengembangkan sebuah layanan kesehatan digital bernama Kimia Farma Mobile. 

Aplikasi yang diluncurkan pada Agustus 2020 tersebut, kini telah diunduh oleh lebih dari 80.000 pengguna.

“Ini adalah aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat (konsumen) untuk melakukan transaksi baik transaksi produk maupun layanan kesehatan, yang sudah dapat diunduh melalui app store maupun google play,” kata Sekretaris Perusahaan KAEF Ganti Winarno kepada Kontan.co.id, Senin (22/3). 


Aplikasi layanan kesehatan ini, memiliki sejumlah fitur menarik yang dapat diakses oleh para pelanggan Kimia Farma langsung dari gawai mereka. Mulai dari transaksi produk kesehatan, hingga akses layanan kesehatan yang berhubungan dengan Covid-19, seperti Swab Antigen dan PCR Test. 

“Fitur yang dapat diperoleh oleh konsumen kami dalam Kimia Farma Mobile antara lain, membership, order produk kesehatan, online payment, healthcare news, serta integrasi layanan swab antigen dan PCR di outlet Kimia Farma,” jelas dia.

Ganti menyebut, sejak resmi diluncurkan di tahun lalu Kimia Farma Mobile telah mendapatkan banyak respon positif dari para penggunanya. 

Aplikasi layanan kesehatan digital yang dikembangkan KAEF, diakui telah banyak membantu dan memudahkan para penggunanya dalam memperoleh layanan kesehatan, terutama di tengah kondisi pandemi seperti saat ini. 

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) alokasikan capex sebesar Rp 500 miliar di tahun 2021

 
KAEF Chart by TradingView

Ke depannya, aplikasi yang dirilis pada 16 Agustus 2020, atau bertepatan dengan hari jadi Kimia Farma yang ke-49 ini akan terus dikembangkan, hingga para pengguna bisa mendapatkan fasilitas dan layanan kesehatan digital terbaik. 

Untuk memuluskan rencana bisnisnya di tahun ini, Kimia Farma mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 500 miliar. Dana ini akan digunakan untuk memantapkan pengembangan bisnis mereka di tahun 2021. 

“Capex digunakan untuk pengembangan bisnis seperti pengembangan layanan kesehatan dan juga pengembangan produk-produk baru, sejalan dengan perkembangan medis baik related Covid maupun produk-produk baru lainnya ke depan, serta untuk pemenuhan regulasi pemerintah seperti pemenuhan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB),” terang Ganti. 

Sekedar informasi, hingga kuartal III-2020, KAEF mencatatkan pertumbuhan penjualan 2,37% secara year on year (yoy). KAEF berhasil meraup penjualan hingga Rp 7,05 triliun pada periode Januari-September 2020. 

Selanjutnya: Saham INAF dan KAEF menurun sejak awal tahun, begini proyeksi dan rekomendasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari