Kimia Farma kejar 1.000 klinik & apotek pada 2018



JAKARTA. Produsen farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) telah merampungkan pembangunan 50 apotek dan 50 klinik sampai penghujung semester satu. Perusahaan farmasi ini telah merogoh kocek sebesar Rp 59 miliar untuk pembangunan apotek dan kliniknya. Ditargetkan sepanjang tahun ini perseroan bisa menambah apotek sebanyak 100 unit dan klinik sebanyak 100 unit. Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman menyatakan, alokasi belanja modal yang disiapkan untuk membangun 100 klinik dan 100 apotek baru mencapai 20% dari total belanja modalnya yang sebesar Rp 590 miliar.

Artinya, alokasi untuk pembangunan apotek dan klinik baru ini mencapai Rp 118 miliar. "Semester satu, penambahan apotek sudah mencapai separuh dari target. Ada 50 unit klinik baru dan 50 unit apotek baru. Investasi yang dikeluarkan tentunya sudah separuh dari alokasi ya," kata dia kepada KONTAN, belum lama ini. Rusdi berujar, pembangunan apotek dan klinik ini terletak di berbagai lokasi dan wilayah. Pembangunan apotek dan klinik baru ini utamanya ditempatkan di wilayah kabupaten/kota/desa. Hal ini dalam rangka pemerataan distribusi obat-obatan dan akses kesehatan untuk masyarakat di pedesaan. Meski begitu, ada juga penambahan di beberapa titik di wilayah tier satu. Lebih lanjut Rusdi bilang, sampai akhir tahun lalu, jumlah apotek Kimia Farma telah mencapai 617 apotek dan 250 klinik. Target sampai tutup 2015, jumlah apoteknya menjadi 717 apotek dan 350 klinik.

Rusdi bilang, perseroan mencanangkan konsep One Stop Health Care Services (OSHCS) hingga jumlah klinik dan apoteknya bisa berjumlah 1.000 unit pada 2018. Konsep OSHCS adalah pelayanan kesehatan yang terpadu dan menyatu dalam satu tempat. Maksudnya, di dalam apotek Kimia Farma juga ada klinik di mana pengunjung bisa memeriksakan kesehatannya, bukan hanya sekedar tempat membeli obat. "Pembangunan apotek dan klinik baru ini berkonsep OSHCS. Secara total, jumlah klinik OSHCS kami sudah mencapai separuh dari jumlah apotek atau sekitar 300 unit. Ke depan, tentunya kami harapkan semuanya menjadi berkonsep OSHCS. Karena target 2018 ada 1000 apotek dan klinik yang berkonsep OSHCS," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa