JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tengah mencari pinjaman perbankan sekitar Rp 400 miliar. Saat ini, KAEF menjajaki kemungkinan mendapat pinjaman dari sejumlah bank pemerintah dan bank swasta, seperti Bank OCBC NISP, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Bank Central Asia. Rusdi Rosman, Direktur Utama KAEF optimistis, emiten farmasi itu bisa mendapatkan pinjaman yang dibutuhkan. Alasan Rusdi, nilai utang KAEF cuma Rp 16 miliar. Di sisi lain, KAEF masih kas sekitar Rp 100 miliar. Pinjaman tersebut nantinya akan digunakan untuk menutupi anggaran ekspansi KAEF selama dua tahun mendatang yang sebesar Rp 1,3 triliun.Beberapa agenda ekspansi KAEF, seperti memperbaiki lima pabrik, agar bisa mengikuti standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). "Kebutuhan dananya sekitar Rp 300 miliar untuk dua tahun," kata Jisman Siagian, Direktur Produksi KAEF.
Kimia Farma mencari pinjaman Rp 400 miliar
JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) tengah mencari pinjaman perbankan sekitar Rp 400 miliar. Saat ini, KAEF menjajaki kemungkinan mendapat pinjaman dari sejumlah bank pemerintah dan bank swasta, seperti Bank OCBC NISP, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Bank Central Asia. Rusdi Rosman, Direktur Utama KAEF optimistis, emiten farmasi itu bisa mendapatkan pinjaman yang dibutuhkan. Alasan Rusdi, nilai utang KAEF cuma Rp 16 miliar. Di sisi lain, KAEF masih kas sekitar Rp 100 miliar. Pinjaman tersebut nantinya akan digunakan untuk menutupi anggaran ekspansi KAEF selama dua tahun mendatang yang sebesar Rp 1,3 triliun.Beberapa agenda ekspansi KAEF, seperti memperbaiki lima pabrik, agar bisa mengikuti standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). "Kebutuhan dananya sekitar Rp 300 miliar untuk dua tahun," kata Jisman Siagian, Direktur Produksi KAEF.