Kimia Farma mencari pinjaman Rp 440 miliar



JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk mencari pinjaman sekitar Rp 440 miliar untuk ekspansi di 2013. Saat ini, manajemen mengaku sedang bernegosiasi dengan tiga bank.

Rusdi Rosman, Direktur Utama Kimia Farma menyebut, tiga bank tersebut adalah, Bank Mandiri, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ dan Bank OCBC NISP. Emiten berkode KAEF ini kemungkinan akan mengambil skema pinjaman sindikasi dari beberapa bank. "Bunga yang ditawarkan dua bank swasta lebih rendah, tapi kami ingin ada bank BUMN karena Kimia Farma juga kan BUMN," kata dia, Kamis (6/12).

Dana tersebut digunakan, menutupi dua per tiga biaya investasi KAEF di tahun depan yang mencapai Rp 660 miliar. Sisanya KAEF akan memenuhi dari kas.


KAEF harus mencari pinjaman lantaran belum mendapat izin penerbitan saham baru (rights issue) dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). DPR mensyaratkan rights issue bisa dilakukan setelah penyatuan (regrouping) Kimia Farma dengan PT Indofarma Tbk. Permasalahannya, regrouping itu baru mencapai tahap penelaahan dari konsultan.

Padahal, tahun depan, Kimia Farma punya beberapa ekspansi besar. Seperti penambahan kapasitas pabrik farmasi di Pulogadung, Jakarta Timur yang bisa menelan dana Rp 400 miliar-Rp 500 miliar.

KAEF ingin menambah kapasitas produksi tablet maupun kapsul hingga 2,5 kali lipat lebih banyak. Saat ini, produksinya sekitar 2,5 miliar butir. Jadi, kapasitas produksi bisa naik jadi 6 miliar butir.

Selain itu, Kimia Farma juga akan membangun rumah sakit liver di kawasan Saharjo, Jakarta. KAEF sedang mencari mitra strategis di proyek ini.KAEF mengklaim, sudah mendapatkan beberapa calon mitra strategis yaitu PT Pertamina Bina Medika dan PT Kalbe Farma Tbk. Selain itu, PT Adhi Karya Tbk dan PT waskita Karya Tbk juga berminat kerjasama dalam konstruksi rumah sakit.

"Kami tetap akan pitching dalam menentukan mitra strategis, agar lebih fair," jelas Rusdi. Mitra strategis terpilih akan turut menguasai kepemilikan saham di PT Kimia Farma Hospital (KFH), anak usaha KAEF yang dibentuk untuk menggarap dan mengelola rumah sakit.

KAEF juga ingin menjadi pemegang saham mayoritas di KFH sekitar 60%. Sedangkan, mitra strategis mendapat jatah 30%. Sisanya dikuasai PT Prakarsa Transforma Indonesia, badan hukum dari aliansi dokter ahli liver Indonesia.

Rencananya pembangunan rumah sakit akan dimulai Januari 2013 dan selesai 1,5 tahun kemudian. KAEF juga berencana membangun 50 apotek dan 150 klinik. "Kami juga akan beli tanah untuk bangun gudang baru yang menelan investasi sekitar Rp 60 miliar," ujar Rusdi.Jumat (7/12), harga KAEF turun 1,39% di Rp 130 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana