Kimia Farma perkuat bisnis hulu hingga hilir



JAKARTA. Manajemen PT Kimia Farma Tbk (KAEF) berupaya menguatkan semua lini bisnis mereka tahun ini. Perusahaan ini ingin menguatkan bisnis mulai dari bahan baku hingga ritel agar lebih mudah menjangkau konsumen.

Direktur Pemasaran Kimia Farma Wahyuli Syafari menjelaskan, di bisnis bahan baku, perusahaan ini akan mulai membangun pabrik bahan baku pertama mereka. Realisasi pabrik ini akan bekerjasama dengan investor asal Korea Selatan Sungwun Pharmacopia.

Dalam skema kerjasama ini, Kimia Farma dengan Sungwun akan mendirikan perusahaan joint venture dengan porsi pemilikan saham PT Kimia Farma 70% sementara Sungwun mengantongi 30%.


Jika tak ada aral melintang, Wahyuli bilang akan melakukan memulai proyek atawa groundbreaking pabrik tahun ini. Secara teknis produksi, pihaknya sedang dalam tahap persetujuan rencana induk produksi ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).

Pabrik yang nantinya berlokasi di Cikarang, Bekasi tersebut bakal memproduksi 15 jenis bahan baku obat dengan kapasitas 180 ton per tahun. "Produksinya akan diserap pasar domestik 20%, selebihnya 80% akan diekspor ke Amerika dan Jepang," kata Wahyuli di kepada KONTAN Rabu (13/4).

Wahyuli mengklaim, selain mengantongi beberapa negara tujuan ekspor, ada beberapa negara yang sudah bertemu dengan manajemen Kimia Farma untuk membicarakan soal pembelian hasil produksi bahan baku obat tersebut. "Yang terakhir ada pembeli dari Finlandia mau ketemu, tetapi baru melakukan pembicaraan awal," katanya.

Selain bikin pabrik bahan baku dengan skema joint dengan investor Korea Selatan, saat ini perusahaan dengan kode saham KAEF juga tengah membangun pabrik garam farmasi tahap II. Pabrik ini akan dimulai groundbreaking Mei mendatang.

Dengan penambahan pabrik garam, total kapasitasnya produksi garam farmasi Kimia Farma naik menjadi 6.000 ton per tahun. Adapun kapasitas produksi pabrik I, baru 2.000 ton. "Nanti kebutuhan garam farmasi secara nasional akan terpenuhi 100%," katanya.

Untuk menguatkan distribusi, manajemen KAEF tahun ini menargetkan pembangunan  sekitar 100 apotek dan 50 klinik.

Selain itu, KAEF juga akan menambah sembilan produk baru untuk kategori obat bebas. Untuk melancarkan bisnis ini, KAEF mengalokasikan belanja modal Rp 979 miliar sepanjang tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini