Kimia Farma rambah rumah sakit



JAKARTA. Perusahaan farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan melebarkan sayap bisnis tahun depan. Perusahaan plat merah ini  akan merangsek masuk ke bisnis  rumah sakit.

Dana sekitar Rp 300 miliar sudah Kimia Farma siapkan untuk aksi korporasi ini. Niatannya, dana tersebut untuk membangun rumah sakit khusus liver. Rumah sakit khusus ini berlokasi di Jalan Sahardjo, Tebet, Jakarta yang berdiri di atas lahan seluas 5.200 m2.

Djoko Rusdianto, Sekretaris Korporat PT Kimia Farma  Tbk bilang ada dua alasan Kimia Farma mendirikan rumah sakit tersebut. Pertama, merujuk data Kementeria Kesehatan, sekitar 10% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 23 juta penduduk pernah terserang penyakit liver atau hepatitis.


Kedua, untuk mensinergikan bisnis Kimia Farma. Pasalnya, perusahaan ini sudah melansir obat hepatitis Februari 2012 lalu. Kimia Farma mengklaim, obat hepatitis yang mereka lansir merupakan obat paten penyakit hepatitis satu-satunya dari perusahaan lokal.

Sejauh ini, memang belum ada rumah sakit khusus penyakit hepatitis. "Kami ingin membangun rumah sakit yang sudah ada target pasarnya. Ini sebagai strategi bisnis yang berbeda dari kami," katanya kepada KONTAN usai Simposium HIV AIDS kemarin di Jakarta (20/12).

Untuk memuluskan rencana ini, Kimia Farma sudah meneken kerjasama dengan pihak swasta yang punya bisnis rumah sakit Rabu lalu (19/12). Sayang, Djoko masih merahasiakan jati diri mitra kerja  mereka. Yang pasti, pembangunan rumah sakit khusus ini bisa berjalan dikuartal I 2013. Pembangunannya bakal berlangsung bertahap. Untuk tahap pertama akan dibangun empat lantai. "Tahun depan diharapkan bisa beroperasi," ucapnya.

Rencana lainnya, Kimia Farma berambisi membangun rumah sakit berkonsep medical hospital tourist di Bali. Rumah sakit turis ini akan dibangun di Renot di atas lahan seluas 4.200 m2. Renot sendiri merupakan salah satu wilayah elit di Bali.

Namun, Djoko belum bisa menyebut nilai investasi proyek tersebut. Dia hanya menggambarkan bahwa rata-rata investasi membangun rumah sakit mencapai Rp 450 juta per kamar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon