Kimia Farma siap menuai e-catalog



JAKARTA. Perusahaan farmasi plat merah, PT Kimia Farma (Persero) Tbk akan merealisasikan penjualan obat generik yang berasal dari tender e-catalog pada semester II -2014 ini. Dari program yang digelar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tersebut, Kimia Farma mengantongi penjualan obat generik senilai Rp 300 miliar.

Kimia Farma kini masih sibuk memproduksi obat generik untuk kebutuhan BPJS itu. Namun sejatinya sejak Juli lalu, perusahaan itu sudah mulai mencicil untuk mendistribusikan obatnya. "Tender e-catalog generik 2014 itu Kimia Farma nomor satu, nilainya kurang lebih Rp 300 miliar," tutur Direktur Utama Kimia Farma Rusdi Rosman ke KONTAN, Jumat (5/9).

Tambahan pendapatan dari penjualan obat generik e-catalog tersebut lebih kecil daripada proyeksi yang dibuat Kimia Farma sebelumnya. Dalam perkiraan awalnya, Kimia Farma berharap bisa mengantongi penjualan obat generik Rp 430 miliar.


Rusdi menuturkan, penyebab target meleset adalah kue tender yang mengecil. Ini adalah buntut dari semakin ketatnya verifikasi data penerima Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Meski begitu, perusahaan berkode KAEF di Bursa Efek Indonesia itu mengklaim memenangi 25 item - 30 item obat generik. Jumlah itu merupakan yang terbanyak di antara 200 perusahaan farmasi yang berebut pasar obat e-catalog generik.

Melongok situs resmi Kimia Farma, terdapat 16 kategori obat generik. Namun perusahaan itu hanya membeberkan nama-nama obat produksinya pada satu kategori obat saja yakni alimentary system (sistem pencernaan). Di kategori obat sistem pencernaan itu ada obat Alumunium Hydroxide, Antasida Doen, Cimetidine dan Omeprazole. Dua obat lagi yakni Papaverine dan Ranitidine.

Margin lebih kecil

Tak sekadar memulai produksi obat generik e-catalog di semester II, Kimia Farma menyatakan jika obat itu bakal menjadi fokus produksi obat generiknya. "Semester dua kami fokuskan di generik e-catalog," tutur Rusdi.

Dengan kata lain, sejak Juli hingga akhir tahun nanti Kimia Farma hanya memproduksi obat generik untuk memenuhi kebutuhan tender  e-catalog yang dimenanginya.

Sebagai informasi, sepanjang semester I-2014, Kimia Farma mengantongi pendapatan dari penjualan obat generik sebesar Rp 225,42 miliar. Penjualan itu meliputi penjualan ke pihak berelasi dan penjualan ekspor.

Dengan menambahkan target perolehan obat generik e-catalog, berarti hingga akhir 2014 nanti Kimia Farma bakal mengantongi pendapatan dari penjualan obat generik senilai Rp 525,42 miliar. Sebagai perbandingan, penjualan obat generik perusahaan pada 2013 mencapai Rp 548,93 miliar.

Hanya saja margin bisnis  yang bisa dinikmati Kimia Farma dari obat generik terbilang kecil. Dus, Kimia Farma mengompensasi kebutuhan margin yang lebih besar dengan memperkuat penjualan obat ethical (obat resep), OTC (obat bebas), dan apotek.

Adapun, pendapatan dari penjualan obat ethical semester I-2014 adalah Rp 1,09 triliun. Lantas, penjualan obat OTC tercatat Rp 420,06 miliar. Sementara penjualan obat di 100 apotek dan 100 klinik yang baru beroperasi  di 2013 adalah Rp 2,7 triliun. "Kami ingin penjualan di apotek Kimia Farma bisa tinggi dan turut berkontribusi pada laba bersih senilai Rp 70 miliar," ujar Rusdi.

Strategi lain Kimia Farma adalah meningkatkan efisiensi. Caranya dengan menekan cost of goods sold (COGS) alias harga pokok penjualan dari 70,97% pada 2013 menjadi 70,26% sampai akhir tahun 2014 nanti.

Dengan aneka strategi itu, tahun ini Kimia Farma optimistis bisa mengejar target pendapatan lebih tinggi 20% daripada perolehan di 2013. Pendapatan perusahaan tahun lalu yakni Rp 4,35 triliun. Akhir tahun 2014 nanti, perusahaan juga ingin mengutip  laba bersih berkisar Rp 220 miliar - Rp 240 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina